BANYAK lansia yang menolak datang ke Puskesmas. Mereka takut divaksin dengan berbagai alasan. Petugas puskesmas tak boleh berdiam diri. Mereka menyebar ke perkampungan untuk menghabiskan jatah vaksin yang dikirim Dinkes Jatim.
Kepala Puskesmas Peneleh drg Teguh Rahayu meninggalkan ruang praktiknya pukul 09.32 kemarin (19/5). Pagi itu, dia harus mendampingi anak buahnyi yang blusukan ke Kampung Tambak Dukuh, Ngaglik.
Banyak lansia dan pengurus RT/RW yang tak mau divaksin. Rata-rata mereka takut dengan efek samping vaksin. “Biasane kena berita hoax,” ujar Yayuk, panggilan akrab Rahayu.
Saat itu sudah ada petugas yang berjejer di depan Taman Bacaan Tambak Dukuh. Proses pengecekan suhu tubuh, tekanan darah hingga penyuntikan digelar di luar ruangan.
Sukiran duduk di kursi antrean bersama lansia lainnya. Ia dapat giliran kesepuluh. Kakek 65 tahun itu tak terlihat tegang seperti tetangganya. Penampilannya sangat santai. Pakai topi hitam, baju berkerah dan celana pendek. “Saya nggak takut. Cuma, tidak tahu dapat jatah vaksin,” ujarnya.
Petugas memanggil namanya setelah 20 menit menunggu. Sukiran berdiri dengan yakin. Ia angkat lengan baju kirinya. Vaksinator memintanya tidak tegang. Sukiran manggut-manggut.
Jarum akhirnya masuk ke lengan kirinya. Ia tidak merespons. Begitu vaksinator mencabut jarumnya baru berteriak sangat kencang. ”Aaaaa… sakit,” kata Sukiran sambil memejamkan mata.
Yayuk yang berdiri di sampingnya kaget. Ia mendekat dan memastikan Sukiran baik-baik saja. Setelah Bu Dokter mendekat, ia justru meringis.
Sukiran cuma bercanda. Suntikan itu tidak sakit sama sekali. Ia berteriak agar lansia yang menunggu giliran tidak tegang. “Guyon, guyon. Gak lara kok. (Cuma bercanda. Tidak sakit, kok, Red),” kata Sukiran.
Hari itu ia ada 43 orang yang divaksin. Sebanyak 33 orang adalah lansia, sisanya pengurus RT/RW. Yayuk mengatakan upaya ini digelar di semua puskesmas di Surabaya. Untuk menarik minat mereka, Yayuk berinisiatif menyediakan bingkisan.
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Makhyan Jibril mengatakan vaksinasi lansia dosis pertama baru mencapai 17,19 persen. Nilainya setara dengan 438.676 orang. Sedangkan, pada suntikan kedua masih berjalan 8,55 persen atau 218.203 orang. “Total sasaran lansia 2,5 juta jiwa,” ujarnya kemarin.
Angkanya jauh dari yang diharapkan. Yakni 50 persen. Perlu percepatan agar lansia yang masuk golongan rentan bisa lebih kebal. Semua tergantung kinerja vaksinator di kabupaten/kota. Pemprov memastikan jumlah dosis vaksin aman.