Wilayah Yogyakarta Terancam Megathrust

Rabu 28-08-2024,13:38 WIB
Reporter : Naya Pramestya Zahra
Editor : Naya Pramestya Zahra

Yogyakarta, AMEG.ID - BMKG mengatakan DI Yogyakarta terkepung 2 sumber gempa yakni Sesar Opak dan Megathrust disebut berpotensi tsunami sampai 10 meter.

Zona megathrust merupakan area dengan dua lempeng tektonik bertabrakan yang salah satunya menyusup di bawah lempang lainnya dalam proses yang disebut subduksi. Proses ini dapat menyebabkan penumpukan energi besar yang dapat terlepas secara tiba-tiba dalam bentuk gempa besar hingga memicu tsunami. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, dalam siaran persnya, Agustus 2023, mengungkapkan sumber bahaya di selatan Jawa. Pertama, Sesar Opak di daratan DIY dengan potensi magnitudo 6,6. Kedua, sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust di lautan dengan potensi magnitudo 8,7 di selatan Jawa yang masih terus aktif. Menurut Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, di selatan DIY ada dua segmen megathrust yang berdekatan, yakni Segmen Megathrust Jawa Barat (magnitudo maksimum 8,8) dan segmen Jateng-Jatim (MMax 8,9)

Beberapa titik sudah disiapkan untuk mengantisipasi hal itu termasuk di Yogyakarta International Airport (YIA) menjadi titik evakuasi yang ideal.

"Sesar Opak merupakan sumber gempa yang jalurnya terletak di daratan ini memang aktif dan belum berhenti aktivitasnya. Sedangkan di Samudra Hindia selatan Yogyakarta juga terdapat sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust, yang juga masih sangat aktif," ungkap Dwikorita usai pembukaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di Royal Ambarrukmo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, tahun lalu. Terbaru, segmen megathrust di dekat Jogja pecah pada Senin (26/8) pukul 19.57.42 WIB, dan memicu gempa dengan Magnitudo 5,5 mengguncang Gunungkidul, DIY, dan sekitarnya. "Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa selatan Gn. Kidul M5,5 merupakan jenis gempa dangkal akibat deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust)," ujar Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, dalam unggahannya di X, Selasa (26/8) malam.

Kepala BMKG - Dwikorita Karnawati mengatakan penting dilakukan pelatihan mitigasi bencana untuk masyarakat DIY khususnya yang tinggal di wilayah pesisir.

 

Dwikorita, di sela-sela ajang Festival Aksi Iklim Generasi Muda Indonesia 2024, di kantor BMKG, Jakarta, Selasa (20/8), mengingatkan kembali soal bahaya megathrust di kota-kota pesisir, termasuk Yogyakarta. "Yang penting lagi pemda diberi informasi zona-zona mana yang rawan, sehingga tata ruang harus disiapkan. Zona-zona rawan dekat laut dekat pantai mestinya ada sempadannya, dikosongkan. Bangunan-bangunan, itu tata ruang. Kalau terpaksa ada bangunan tinggi dan kokoh harus tahan gempa," ujarnya. "Misalnya Yogyakarta International Airport, itu sudah disuapkan untuk menghadapi megathrust. Jadi dibangun insyaallah desainnya dirancang kuat gempa 8,5 Magnitudo-nya, itu megathrust," lanjut Dwikorita. Ia juga menyebut bangunan ini punya ketinggian yang disiapkan buat mengantisipasi potensi gelombang tsunami.

Kategori :