Yogyakarta, AMEG.ID - BMKG mengatakan DI Yogyakarta terkepung 2 sumber gempa yakni Sesar Opak dan Megathrust disebut berpotensi tsunami sampai 10 meter.
Zona megathrust merupakan area dengan dua lempeng tektonik bertabrakan yang salah satunya menyusup di bawah lempang lainnya dalam proses yang disebut subduksi. Proses ini dapat menyebabkan penumpukan energi besar yang dapat terlepas secara tiba-tiba dalam bentuk gempa besar hingga memicu tsunami. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, dalam siaran persnya, Agustus 2023, mengungkapkan sumber bahaya di selatan Jawa. Pertama, Sesar Opak di daratan DIY dengan potensi magnitudo 6,6. Kedua, sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust di lautan dengan potensi magnitudo 8,7 di selatan Jawa yang masih terus aktif. Menurut Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, di selatan DIY ada dua segmen megathrust yang berdekatan, yakni Segmen Megathrust Jawa Barat (magnitudo maksimum 8,8) dan segmen Jateng-Jatim (MMax 8,9)
"Sesar Opak merupakan sumber gempa yang jalurnya terletak di daratan ini memang aktif dan belum berhenti aktivitasnya. Sedangkan di Samudra Hindia selatan Yogyakarta juga terdapat sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust, yang juga masih sangat aktif," ungkap Dwikorita usai pembukaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di Royal Ambarrukmo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, tahun lalu. Terbaru, segmen megathrust di dekat Jogja pecah pada Senin (26/8) pukul 19.57.42 WIB, dan memicu gempa dengan Magnitudo 5,5 mengguncang Gunungkidul, DIY, dan sekitarnya. "Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa selatan Gn. Kidul M5,5 merupakan jenis gempa dangkal akibat deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust)," ujar Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, dalam unggahannya di X, Selasa (26/8) malam.