KOTA MALANG, AMEG.ID - Dekan Fakultas Hukum UB Dr. Aan Eko Widiarto menyampaikan adanya museum HAM Munir di FH UB jadi langkah konkret untuk melanjutkan perjuangan Munir dalam membela HAM.
Sebelumnya, museum tersebut berada di Kota Batu dengan nama Museum HAM Omah Munir, tepatnya di Jalan Bukit Berbunga No 2, Sidomulyo, Kecamatan Batu.
Dekan Fakultas Hukum UB Dr Aan Eko Widiarto SH MHum mengatakan, adanya Museum HAM Munir ini merupakan langkah konkret untuk melanjutkan perjuangan Munir dalam membela HAM. Museum ini menjadi wahana memorize dan mengingat kembali perjuangan yang dilakukan Munir di masa lalu
"Dari sinilah kami berharap ada pembelajaran tentang HAM, bagaimana mempertahankan nilai-nilai tentabg HAM," katanya, (28/8/2024).
Kata Aan museum ini dilengkapi berbagai koleksi yang berkaitan dengan Munir mulai dari artefak meja kerja Munir dan dokumen penting tentang Munir.
Dekan Fakultas Hukum UB Dr Aan Eko Widiarto SH MHum mengatakan, adanya Museum HAM Munir ini merupakan langkah konkret untuk melanjutkan perjuangan Munir dalam membela HAM. Museum ini menjadi wahana memorize dan mengingat kembali perjuangan yang dilakukan Munir di masa lalu.
"Dari sinilah kami berharap ada pembelajaran tentang HAM, bagaimana mempertahankan nilai-nilai tentabg HAM," katanya, (28/8/2024).
Adanya museum ini diharapkan juga menjadi pembelajaran ke depan bagi semua pihak Pertama, diharapkan agar tidak terjadi lagi perbuatan-perbuatan yang melanggar HAM. Kedua, semua pihak menghormati dan menjunjung tinggi HAM.
"Sehingga apa yang dialami Cak Munir tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Ini juga menjadi pengingat bagi rezim, jangan karena berkuasa, memegang senjata, kemudian dengan mudah menghilangkan nyawa maupun hak-hak orang," katanya.
Museum ini dilengkapi dengan berbagai koleksi yang berkaitan dengan Munir, mulai dari artefak, meja kerja Munir, dokumen-dokumen penting tentang Munir seperti halnya skripsi, dokumentasi foto Munir dan berbagai foto yang menggambarkan perjuangan yang dilakukan Munir.
Selain itu adanya museum ini diharapkan bisa jadi pembelajaran untuk semua pihak agar tidak lagi ada perbuatan yang melanggar HAM.
"Museum Munir sebelumnya sudah ada di Batu dengan bentuk Omah Munir. Dulu sempat akan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Batu. Namun tidak ada kata sepakat, maka kemudian kita pindah disini," katanya.
Pihaknya berharap, dengan kemudahan akses oleh mahasiswa, akan semakin banyak mahasiswa memahami dan mengetahui nilai-nilai perjuangan Munir, termasuk juga meresapi dan menjunjung tinggi HAM.