Kasus Perundungan Jadi Perhatian Serius Di Jatim

Rabu 04-09-2024,09:50 WIB
Reporter : Naya Pramestya Zahra
Editor : Naya Pramestya Zahra

JATIM, AMEG.ID - Dari data Lembaga Perlindungan Anak LPA Jatim jumlah bullying tahun 2023 dari bulan Januari sampai Juli sebanyak 280 kasus.

Sedangkan tahun 2024 pada periode yang sama hanya didapati 90 kasus perundungan. Meski disinyalir turun namun menurut Isa Anshori Ketua Bidang Data, Komunikasi dan Litbang LPA Jawa Timur, bukan berarti kasus perundungan tidak lagi menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat. 

 

" Angka kasusnya turun dari tahun 2023 ada 280 kasus tahun ini ada 90 kasus tapi melihat perilaku perundungannya justru harus diwaspadai karena kualitasnya yang mengalami peningkatan, itu artinya bullying masih harus menjadi perhatian bersama baik itu pemerintah dan seluruh elemen masyarakat," ujarnya saat menjadi narasumber Dialog Interaktif Surabaya Pagi ini Selasa (3/9/2024).

 

Baru - baru ini kata Isa Anshori banyak dijumpai kasus perundungan dengan kekerasan fisik, verbal dan seksual. 

Sementara itu masuk di tahun 2024 periode yang sama terdapat 90 kasus perundungan.

Pneting untuk mengetahui apa penyebab masih tingginya kasus bullying agar bisa segara dilakukan upaya pencegahannya. " Orang tua dalam hal ini harus bisa menjadi teman dan lebih perhatian kepada anak bukan hanya menyerahkan kepada sekolah bagaimana anak ini dididik dan diajari karena bagaimanapun juga pendidikan dasar didapat dari lingkup keluarga, ya jangan sampai anak lebih nyaman dengan orang lain atau lingkungan yang bisa mnejerumuskan," ungkapnya.

 

Mencegah terus meningkatnya kasus bullying, Isa menekankan pentingnya sinergitas baik pemerintah melalui aturan perlindungan anak serta sekolah yang mendukung pendidikan di dalam keluarga perlu memberi ruang agar anak merasa diterima dan bisa menyalurkan ekspresinya. Bahkan orang tua perlu mendampingi anak dlam proses pendidikan akhlak dan moralnya. " Lingkungan sangat menentukan bagaiamana anak  bersikap dalam menghadapi masalah, makanya ortu perlu hadir dalam apapun yang dilakukan anak baru kemudian sekolah mendukung apa yang sudah terbangun dirumah jadi benar- benar mengatasi kasus bullying adalah tugas kita bersama," ujarnya.

 

Kata Ketua Bidang Data Komunikasi dan Litbang LPA Jatim - Isa Anshori meskipun trend mengalami penurunan tetap persoalan bullying jadi perhatian serius untuk pemerintah dan masyarakat.

Sementara itu, Psiakter RSJ Menur dokter Sista Diahlaksmi menyatakan orang tua perlu tau dampak dari bullying yang bisa mengakibatkan gangguan kesehatan mental anak. "Pentingnya memahami dampak negatif bullying bagi korban karena bisa menyebabkan anak depresi berat bahkan harus diketahui juga jangan-jangan pelaku adalah korban bullying sebelumnya dan melakukan perlawanan dengan menjadi pelaku," uajrnya sat mendampingi Isa Anshori pagi tadi.

Kategori :