Bulog Ungkap Bangun Ketahanan Beras Perlu Adaptasi dan Inovasi

Jumat 20-09-2024,11:52 WIB
Reporter : Naya Pramestya Zahra
Editor : Naya Pramestya Zahra

Bandung, AMEG.ID - Direktur Transformasi dan Hubungan ketahanan Bulog - Sonya Mamoriska Harahap mengatakan konsep ketahanan beras tak lagi hanya jadi strategi tapi juga kebutuhan.

Menurut Sonya, konsep ketahanan beras tak lagi hanya jadi strategi, tapi juga kebutuhan. "Dalam menghadapi tantangan global dalam industri besar, jelas bahwa adaptasi dan inovasi jadi landasan untuk membangun ketahanan pangan," ujar Sonya saat membuka Indonesia International Rice Conference (IIRC) 2024 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Badung, Kamis (19/9).

Adaptasi artinya bersikap proaktif mengantisipasi perubahan yang terjadi di masa mendatang. Sonya menuturkan praktik-praktik tradisional yang tak berkelanjutan harus ditinggalkan dan teknik pertanian yang bisa membangun sistem pangan lebih tangguh mesti diadopsi.

Kata Sonya praktik tradisional yang berkelanjutan harus ditinggalkan dan teknik pertanian yang bisa membangun sistem pangan lebih tangguh mesti diadopsi.

"Misalnya, mengimplementasikan praktik pertanian iklim pintar, seperti efisiensi manajemen air, perbaikan tanah, dan mengintegrasikan manajemen hama bisa secara signifikan meningkatkan adaptabilitas sawah padi," tuturnya. Sementara itu, inovasi berarti terus mencari cara dengan segala kemungkinan. Sonya mencontohkan pengembangan varietas padi tahan kekeringan hingga penggunaan alat pertanian presisi seperti drone, sensor, dan analisis data. Sonya menilai inovasi mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan produktivitas sambil meminimalkan dampak lingkungan. Namun, kata Sonya, inovasi tak melulu tentang teknologi. Inovasi juga berarti mengubah cara pikir dan berkolaborasi.

 

Sementara Sonya menyebut inovasi tak harus tentang teknologi akan tetapi inovasi juga termasuk cara berpikir dan berkolaborasi seperti pengembangan varietas padi tahan kekeringan hingga penggunaan alat pertanian presisis seperti drone sensor dan analisis data.

"Kita harus menciptakan ekosistem yang mendorong tumbuhnya eksperimen dan ide-ide baru yang mungkin berbeda dengan apa yang sekarang dijalankan," katanya. Karena itu, kata dia, berbagai kebijakan yang mendorong riset, investasi teknologi yang memberdayakan petani, dan menciptakan pertukaran pengetahuan inklusif harus didukung. Pada acara ini hadir Country Director World Bank untuk Indonesia and Timor-Leste, East Asia and Pacific, Carolyn Turk, serta Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bappanas Rachmi Widiarin. Selain itu, kegiatan IIRC 2024 dihadiri ratusan pelaku industri beras dari 16 negara, di antaranya Inggris, Pakistan, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Kategori :