Jawa Timur, AMEG.ID - Disampaikan oleh Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jatim - Hamid Syarif pihaknya optimis pelaksanaan Pilkada 2024 di Jatim bisa berlangsung kondusif.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jatim Drs Hamid Syarif, MH optimis pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) di Jatim akan berlangsung kondusif. Optimisme tersebut disampaikan disela-sela kegiatan Penguatan Kerukunan Umat Beragama di Jatim yang dilangsungkan di Sidoarjo, Senin – Selasa (23/24 September).
Menurut Syarif, dari paparan 10 FKUB Kab/Kota yang hadir mengindikasikan tidak ada gejolak yang berarti yang bisa mengganggu pelaksanaan Pilkada serentak mendatang.
Menurut Syarif dalam menangani persoalan konflik keagamaan tidak cukup hanya menggunakan pendekatan normatif saja, tetapi juga menggunakan pendekatan sosiologis dan kultural.
“Intinya, kita harus mau bertemu, bersilaturahmi dan berdialog dengan semua pihak. Semua bisa dibicarakan dan dicarikan jalan keluar,” tegas Hamid Syarif lagi.
Sementera itu Kepala Bidang Ketahanan Ekonommi Politik Sosial Agama dan Ormas Agus Imantara sangat berharap para pengurus FKUB di Kabupaten/Kota ikut mengawal dan menjaga agar proses pelaksanaan Pilkada berlangsung aman dan damai.
Menurutnya masyarakat Jatim semakin matang dalam berdemokrasi sehingga sangat kecil kemungkinan terjadi konflik yang keras.
“Kita percaya bahwa masyarakat Jawa Timur semakin dewasa dan matang dalam berdemokrasi, sehingga kemungkinan terjadi konflik yang keras sangat kecil. Bahkan situasi saat ini cenderung adem ayem saja,” jelas Hamid Syarif lagi.
Selain karena faktor kedewasaan dan kematangan berdemokrasi, lanjut Syarif situasi kondusif kehidupan umat beragama di Jatim juga merupakan salah satu dampak dari upaya moderasi beragama yang terus dikembangkan FKUB Provinsi Jatim beserta jajaran FKUB Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Namun demikian, jelas Syarif bukan berarti tidak ada potensi konflik yang bisa saja muncul bila tidak segera dicarikan jalan keluarnya. Beberapa potensi konflik yang terjadi sebagaimana disampaikan para delegasi FKUB Kab/Kota misalnya terkait pendirian tempat ibadah, sengketa lahan untuk pemakaman umat beragama tertentu dan beberapa hal lain yang memang harus segera dicarikan jalan keluar.
“Dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih atas dukungan teman-teman FKUB Kabupaten/Kota yang tidak pernah lelah menjaga kerukunan umat beragama di masing-masing wilayah,” jelasnya lagi.
Jadi dengan adanya potensi kecil terjadinya konflik FKUB bisa ikut serta dalam mencarikan jalan keluarnya.
“Kita percaya bahwa masyarakat Jawa Timur semakin dewasa dan matang dalam berdemokrasi, sehingga kemungkinan terjadi konflik yang keras sangat kecil. Bahkan situasi saat ini cenderung adem ayem saja,” jelas Hamid Syarif lagi.
Selain karena faktor kedewasaan dan kematangan berdemokrasi, lanjut Syarif situasi kondusif kehidupan umat beragama di Jatim juga merupakan salah satu dampak dari upaya moderasi beragama yang terus dikembangkan FKUB Provinsi Jatim beserta jajaran FKUB Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
“Dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih atas dukungan teman-teman FKUB Kabupaten/Kota yang tidak pernah lelah menjaga kerukunan umat beragama di masing-masing wilayah,” jelasnya lagi.