AMEG.ID, Kota Malang - Anggota Komisi B DPRD Kota Malang Muhammad Dwicky menyampaikan pihaknya terus mendalami adanya tempat usaha berizin restoran yang terindikasi beroperasi sebagai tempat hiburan malam.
Kata Dwicky walaupun nanti ada unsur kesengajaan tapi ada beberapa faktor pengaruh seperti proses perizinan tempat hiburan malam yang lebih ketat daripada usaha lainnya. "Indikasi begitu (unsur kesengajaan) karena untuk mendefinisikan itu antara restoran dengan hiburan malam sebenarnya sulit, sulit sekali. Sulit karena apakah nanti kalau misalkan tidak ada cahaya, lighting itu tidak jadi hiburan. Kan itu juga hal yang dalam sekatnya," ujarnya. Dwicky menjelaskan setidaknya ada empat usaha resto dan kafe yang terindikasi ikut beroperasi sebagai tempat hiburan malam. Keempat cafe itu diantaranya dua ada di Kecamatan Lowokwaru, satu di Klojen, dan satu di Sukun.Beberapa resto dan cafe di Kota Malang terindikasi ikut beroperasi sebagai tempat hiburan malam-- "Saya kemarin berpikir dan ada rekomendasi juga untuk mengumpulkan para pelaku hiburan malam dan kita akomodasi apa kesulitannya, kita akomodasi apa yang perlu dari Pemkot Malang ini bantu," kata Dwicky. Pasalnya, pihaknya tidak ingin kehilangan sesuatu yang sebenarnya menjadi potensi dalam pendapatan asli daerah (PAD) lebih tepatnya pada jenis pajak hiburan jika memang dirasa belum tergali secara optimal. Oleh karena itu, pihaknya akan memperhatikan kelengkapan izin para pelaku usaha di Kota Malang termasuk pelaku usaha hiburan malam dan penjual minuman beralkohol (Minol). Dwicky yakin jika nantinya perizinan sudah lengkap tidak akan ada hal lain yang dipermasalahkan. "Kalau memang itu benar-benar dilaksanakan sesuai dengan perda, kan ada perda-perda yang mengatur juga penempatan-penempatan objek hiburan malam. Kalau itu memang sesuai dan memang sudah tepat, Pemkot Malang tidak akan mempermasalahkannya," jelas Dwicky.