AMEG- Pihak Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kecamatan Bumiaji Kota Batu menolak jika disebut telah terjadi pelecehan seksual pada siswa.
Kepala Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Risna Amalia mengaku kaget dan merasa aneh dengan beredarnya kabar itu. "Kami tidak tahu siapa yang memasukkan bahan laporan. Selain itu, kami juga tidak tahu laporan itu memiliki tujuan apa dan motifnya apa mereka membuat laporan tersebut," kata Risna melalui pesan singkat WhatsApp, Sabtu (29/5/2021).
Dugaan pelecehan seksual dan kekerasan pada 15 orang siswa SPI diadukan Komnas Perlindungan Anak (KPA) ke Polda Jawa Timur, Sabtu (28/5/2021) hari ini.
Menurut Risma, informasi dugaan pelecehan seksual dan kekerasan pada siswa SPI, sama sekali tidak benar. Sejak menjadi Kasek SPI tahun 2007 ia tidak pernah menemukan ataupun menerima laporan seperti itu.
BACA JUGA :
Komnas PA Kawal Sampai Persidangan, Arist: Pelaku Terancam Hukuman Kebiri
Siswa Korban Pelecehan Seksual di Batu, Lapor Komnas Perlindungan Anak
"Saya menjadi Sekolah semenjak sekolahan ini berdiri, tepatnya sejak tahun 2007 lalu.
Bahkan saya menjadi Ibu asrama sampai saat ini. Tidak pernah terjadi kejadian-kejadian seperti yang disampaikan. Tidak pernah sama sekali," tegasnya.
Risna menegaskan, pihak sekolah akan mencari tahu tentang hal tersebut. Karena menurutnya, bisa jadi ada pihak yang punya tujuan tidak baik ke SPI.
Seoperti ditulis ameg.id, 15 orang anak di Kota Batu diduga mengalami pelecehan seksual di tempat belajarnya salah satu sekolah di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Tiga orang anak di antara 15 korban sudah dimintai keterangan oleh Komisi Perlindungan Anak (KPA). "Kejadian tersebut terjadi pada masa anak-anak masih kelas 1 hingga kelas 3," ungkap Ketua Umum KPA, Arist Merdeka Sirait. (*)