Ustazah Khabibah menepati janjinya setelah sukses melewati operasi jantung yang menurut teori sulit dilakukan. Dia harus tetap mengajar ngaji di Pesantren JeHa dan menjadi mentor pasien jantung bocor yang takut dioperasi. Semua janjinya ditepati sejak sembuh 2017 hingga sekarang.
***
AMEG - Ustazah Khabibah akhirnya kembali ke JeHa setelah diperbolehkan pulang oleh dokter. Semua santri perempuan langsung mendatanginya dan memberi selamat. Termasuk Fitri Yani Romadona, yang kini diangkat jadi guru ngaji di JeHa. “Rasanya seneng banget. Semuanya langsung ngumpul di dekat Bu Bibah. Langsung salim. Nangis,” ujar Fitri saat ditemui di rumah Khabibah, 11 Mei lalu.
Khabibah juga menyempatkan diri melihat para santri mengaji. Dia belum bisa mengajar terlalu lama di masa pemulihan. Suaranya masih parau. Nafasnyi pendek.
Dalam masa pemulihan itu tiba-tiba ada perempuan yang menghubunginyi. Ia adalah Mbak Tri dari Simo. Punya kasus jantung bocor seperti Khabibah. Sama-sama didiagnosis setelah melahirkan.
Sri ingin menemui Khabibah untuk curhat. Khabibah bersedia. Cuma, dia baru bisa menemuinya keesokan harinya. Tepat di Hari Raya Idul Fitri. Sri tidak perlu ke mana-mana. Khabibah sendiri yang akan datang ke Simo.
Keesokan harinya, Khabibah menguatkan dirinya untuk keluar rumah. Dadanya masih nyeri. Tiga tulang rusuknya yang dipatahkan saat operasi masih belum pulih.
Begitu sampai di Simo, dia heran. Banyak sekali orang di rumah Tri. Suami Tri datang menyambut. Matanya sembab. “Saya tanya, ’Mbak Tri mana?’ Dijawab, ’Duduk dulu, Mbak,’,” tutur Khabibah.
Pria itu menceritakan bahwa Tri sempat datang ke Jalan Jarak kemarin sore. Cuma, pintu rumah Khabibah ditutup. Malam harinya dia tak sadarkan diri. Tuhan memanggil Tri.
Khabibah langsung terduduk lemas. Tri kembali ke ribaan Ilahi beberapa jam setelah telepon singkat itu. Padahal Tri sebenarnya sudah mau dioperasi. Dia hanya butuh dukungan dari Khabibah untuk memantapkan hati. Namun takdir berkata lain.
Tri harus meninggalkan suami dan bayinyi. Ada rasa penyesalan di hati Khabibah. Tapi, kalau sudah takdir mau bagaimana lagi?
Setelah kejadian itu, Khabibah tak lagi menunda pertemuan dengan pasien jantung bocor yang butuh pendampingan. Ia siap dihubungi dokter kapan pun juga. 24 Jam.
Kini Khabibah aktif di komunitas Open Heart Community (OHC). Tugasnya membantu pasien jantung bocor yang takut dioperasi. “Operasi itu tidak sakit. Wong, dibius,” kata perempuan kelahiran 1979 itu.
Sudah ada beberapa pasien yang selamat berkat pendampingan dari Khabibah. Mereka yang selamat juga dikader jadi mentor di OHC. Dengan begitu ada lebih banyak nyawa yang terselamatkan.
Karaoke Dewasa Buka Setelah Lebaran, baca besok…(*)