Novel di situ juga bicara ke pers. Sebenarnya Novel sudah sering bicara soal itu. Ia katakan, kecewa. Menurutnya, TWK alat untuk menyingkirkan orang-orang yang berintegritas di KPK.
”Bagaimana kita mau berbangsa bila yang selama ini bekerja profesional tiba-tiba dilabeli radikal dan menjadi musuh negara?” tuturnya. Dan seterusnya…
Jadi, tidak unik. Biasa saja. Ada tujuh anggota gereja PGI yang juga anggota KPK yang dipecat, datang mengadu. Ke induk organisasi keagamaan mereka, PGI.
Balasan PGI, sebagai solidaritas kelompok, ya… membela kelompoknya. Di antara anggota kelompok itu, ada temannya anggota kelompok, bernama Novel Baswedan. Namanya teman, boleh dong, ikut.
Seusai kunjungan sembilan eks KPK itu, ada konferensi pers. Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom menyatakan, stigmatisasi (kadrun, Taliban) sangat berbahaya. ”Karena menyangkut masa depan pegawai bersangkutan, sekaligus menjadi beban bagi keluarganya,” katanya.
Tampaknya, dua kalimat Gomar itu seolah tidak ada hubungan kausalitas. Antara ”kadrun” dan ”beban bagi keluarganya”.
Tapi, ia melanjutkan: Mayoritas masyarakat kini telanjur dikendalikan narasi tunggal. Tautan antara TWK dan radikalisme di KPK. ”Maka, kami PGI akan meminta pemerintah menjelaskan secara transparan parameter TWK,” katanya.
Di kalimat terbaru di atas, nyambung lagi. Walaupun tidak terlalu tegas, namun samar bisa ditafsirkan, bahwa ketua umum PGI akan minta ketegasan pemerintah: Apakah yang tidak lulus TWK itu adalah Kadrun?
PGI minta terang benderang. Dijelaskan gamblang oleh pemerintah. Soal itu. ”Supaya masyarakat tidak menautkan TWK dengan stigma intoleran, radikalisme, kadrun, Taliban, dan sejenisnya,” katanya.
Dijelaskan, Presiden Jokowi sudah meminta hasil TWK tidak dijadikan alasan pemberhentian 75 pegawai KPK. Namun, proses pemberhentian terus berlangsung.
Diharapkan, pemerintah secara transparan menyampaikan alasan pemberhentian mereka melalui instrumen TWK yang dipakai.
”Sehingga, stigma kadrun yang telanjur ditelan masyarakat tidak menjadi beban bagi langkah mereka ke depan,” katanya.
Bisa ditafsirkan, mustahil 75 KPK yang dipecat itu kadrun. Sebab, di dalamnya ada anggota gereja PGI.
Jadi, tidak ada yang unik dengan munculnya PGI di sini. Kecuali, suatu pengumuman, bahwa PGI tak segan masuk ke wilayah tuding-menuding itu. (*)