AMEG - Bila masuk ke jalan-jalan sempit di Tretes, Kabupaten Pasuruan, sering terdengar suara anak-anak kecil menjajakan sewa villa.
Nah, dulu waktu bocil sebelum jadi artis terkenal, Cak Sodiq juga begitu. "Hamur ayaskan di Durensewu Pandaan, dekat dengan Tretes,ayasdannawak-nawak licek dulu itu, nyariojir dengan 'lawetan' villa. Kalau adarotomataulibomnaik ke Tretes, kita ramai-ramai teriak 'villaa... villaaa," kenang Cak Kidos, begitu ia biasa dipanggil penggemarnya di Malang Raya, mengenang masa kecilnya dulu.
Diakui Cak Sodiq, saat masih usia bocil itu, kehidupan ekonomi keluarganya tergolong susah. Ia harus nyari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. "Sejaklicek ayas sering ke Tretes, lalu waktu senggangnya belajar gitar, lalu ngamen dari villa ke villa di Tretes, terus pindah ngamen ke terminal Pandaan, lalu ikut orkes," kenang pimpinan OM New Monata ini.
Perjuangan hidup Cak Sodiq kecil, memang berat dan tak mengenal menyerah. "Kami tak diajarkan menyerah,kabeh dilakoni, hidup bukan untuk menyerah,pokok'e mbuh yok opo carane, kudu iso gede karepe dewe,"tukasnya sambil tertawa.
Nah, kenangan masa masa kecilnya ini, turut mengilhami Cak Sodiq bikin lagu. Misalnya lahir lagu "Rondo Pandaan" atau "Taman Dayu" yang ia nyanyikan duet bareng penyanyi Surabaya, Lies Damayanti.
Masa kecil yang harus mencari nafkah di Tretes ini, mengajari dia bagaimana harus fight dalam hidupnya. "Pokok'eumakurip ojok aleman, urip iki keras,jes," katanya.
Sejak menekuni karier dangdutnya dari tahun 90-an hingga sekarang, sudah ratusan klip dan video live show yang dihasilkan Cak Sodiq.
Mayoritas lagu yang meledak, adalah lagu-lagu yang mengisahkan jeritan kehidupan rakyat bawah, misalnya lagu versi koplo dari Rhoma Irama lagu "Gelandangan", "Hidup di Bui" ataupun lagu lainnya seperti "Mblebes", "Porong Ajor", "Iwak Peyek" hingga "RX King'. (*)