Jika benar adanya seperti itu, Recky mengatakan, apa susahnya anak-anak melapor atau mengadu. Terlebih sekolah itu bukan barak militer, tidak juga berdiri di tengah hutan belantara.
"Di sekolah itu ada sembilan siswa titipan dari Pemerintah Kamboja. Jika memang kejadian itu benar adanya mungkin mereka tidak akan menitipkan anak-anak nya di sini," kata Recky.
Soal dugaan adanya eksploitasi ekonomi, jam kerja tidak lazim, dijelaskan oleh Recky jika kejadian seperti itu tidak terjadi setiap hari. Hanya terjadi jika ada event yang terselenggara di sekolah.
"Memang kalau ada sebuah event pasti waktunya over time. Tapi itu tidak setiap hari. Karena yang dikatakan bekerja hingga over time itu kejadiannya terjadi setiap hari," jelasnya.
Terkait laporan ke polda, menurutnya sampai saat belum ada panggilan dari Polda Jatim. Ia mewakili kliennya tetap menghormati proses hukum yang ada dan menghormati pelapor.
"Kami menghormati pelapor, juga tidak menghakimi pelapor bahwa laporan yang diberikan tidak benar. Kami menghormati mereka dan segala tahapan proses hukum yang akan berlangsung," kata Recky. (*)