Gelisah Solid-State

Minggu 06-06-2021,06:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Setelah semua elektron dari anoda pindah ke lembaran katoda baterai itu disebut sudah penuh. Ketika baterai itu dipakai, elektron di katoda tersebut pindah lagi ke anoda. Sampai habis. Baterai pun disebut kosong. Harus diisi lagi.

Perlombaan yang terjadi adalah: katoda bikinan mana yang bisa menyimpan elektron terbanyak. Tentu kalau katodanya dibuat besar sekali, isinya akan banyak sekali. Tapi itu akan membuat baterai tersebut berat. Mobil yang baik jangan sampai beratnya melebihi yang ada sekarang. Justru kalau bisa lebih ringan lagi.

Salah satu kuncinya ada di lithium tadi.

Perlombaan sudah berlangsung begitu lama. Kemampuan baterai lithium terus meningkat. Tapi lima tahun terakhir seperti mentok: tidak bisa lagi naik banyak. Sehebat baterai lithium Tesla tetap hanya cukup dipakai untuk 500 Km. Isi ulangnya pun masih berjam-jam.

Memang untuk pemakaian di dalam kota sama sekali tidak masalah. Sekali isi ulang bisa untuk keperluan satu minggu.

Masalah lain: isi ulang. Waktu untuk isi ulang berjam-jam. Untuk keperluan di dalam kota sih tidak masalah: toh di waktu malam saya harus tidur. Menjelang tidur diisi ulang. Jam berangkat kerja sudah penuh lagi.

Tapi saya tidak berani ke Jakarta (dari Surabaya) memakai Tesla.

PLN memang sudah menyiapkan charging station di beberapa rest area jalan tol. Tapi saya belum bertanya: apakah charging itu cocok dengan tipe colokan Tesla.

Saya juga belum tahu, berapa ampere kekuatannya. Kalau hanya 16 A isi ulang tidak bisa cepat. Perlu 6 jam lebih. Tidak mungkin menunggu di rest area selama 6 jam.

Indonesia Battery Corporation. (Foto: Istimewa)

Apalagi kalau kapasitas charging-nya di bawah itu.

Charging di rumah saya juga hanya 16 ampere. Tapi tidak masalah. Toh jam tidur saya sama panjang dengan jam isi ulang.

Slot isi ulang di Tesla bisa sampai 32 ampere. Tapi saya belum pernah bisa memanfaatkannya. Setiap saya setting 32, selalu turun sendiri ke 16.

Dengan kemampuan mobil listrik yang masih seperti itu dunia sudah berubah. Produksi mobil listrik terus meningkat.

Norwegia sudah mencapai tipping point: sudah lebih banyak pembeli mobil listrik daripada pembeli mobil bensin.

Tiongkok menjadi produsen terdepan. Baik jumlah mobilnya maupun jumlah mereknya.

Amerika Serikat lagi kebakaran jenggot. Kaget. Lalu bergegas gerak sana-sini.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler