AMEG - Batik lokal produksi masing-masing kecamatan se Malang Raya, bakal jadi seragam bagi lokal kecamatan itu, untuk; semua sekolah, ASN pada kantor-kantor pemerintahan plus swasta maupun warga umum.
"Identitas dan karakter lokal kecamatan, nanti diekspresikan melalui batik itu," kata Wabup Malang Didik Gatot Subroto, usai perbicangan kreatif bersama Imawan Mashuri, owner Ameg (Arema Media Group, yaitu konvergensi media meliputi; radio city guide 911 fm, Harian Disway Malang Post, ameg.id, malang-post.com dan arema tv); Gunawan Wibisono, owner Mitra Sampoerna dan Area Head Bank Mandiri Malang, Upit W Palupi dengan tim, Rabu (9/6). Dilanjutkan masing-masing Kamis siang ini.
Upaya itu, kata Imawan; "sekaligus juga untuk eksplorasi seni budaya ke dalam batik. Kami semua mendukung dan siap terlibat. Teknis tata kelola dan kreatifnya, terus dimatangkan," kata tokoh pers Jatim yang juga owner jtv surabaya dan ketua Malang Raya Heritage itu.
Gunawan Wibisono mengamini. Pemilik pabrik rokok yang juga memproduksi batik sebagai upaya sampingan bagi ribuan karyawannya itu, menyatakan, jika diperlukan, siap mengolaborasikan semua potensinya untuk merealisasi rancangan tersebut.
Adapun pendanaan, Bank Mandiri siap. "Kami punya 47 cabang pembantu, di bawah area head Malang," kata Upit W Palupi.
Rencana ini, kata Wabup Didik, harus sudah jadi tahun depan; 2022. "Serentak," tegas mantan ketua DPRD kab Malang yang selalu optimis dan energik ini.
Dipilihnya dari dan untuk kecamatan, dimaksudkan untuk membangun keragaman dan kearifan lokal. "Akan berbeda tiap kecamatan, tapi tetap seragam; ya batik itu," lanjut Didik. Kecamatan yg tdk punya usaha batik, bisa gabung dengan kecamatan di sebelahnya.
Efek ekonomoni di balik upaya itu, adalah juga merupakan tujuan utama dalam rangka menggairahkan usaha lokal di tengah pandemi.
Rencana itu sudah disepakati Kepala Daerah se Malang Raya; Bupati dan Walikota Malang serta Walikota Batu. Saat ini; struktur, mekanisme, pendanaan maupun kreatif dan cara sosialisasinya, dimatangkan. (*)