Untuk kali pertama setelah 15 bulan. Ya, untuk kali pertama sejak Maret 2020. Ada konser. Besar-besaran. Di Madison Square Garden, New York. Yang berkapasitas 18 ribu penonton itu. Foo Fighters-lah yang berhasil menggelar konser megah tersebut. Pesta meriah Minggu malam lalu (Senin WIB, Red) itu menandai datangnya era bebas Covid-19.
***
AMEG - Lautan manusia yang memenuhi Madison Square Garden itu terasa sureal. Seperti tidak nyata. Dave Grohl, frontman Foo Fighters, berkali-kali menggeleng tidak percaya. Setelah memanaskan suasana dengan Times Like These—yang otomatis membuat 18 ribu orang itu menggila—Grohl berhenti sejenak.
Pria berambut gondrong itu mengedarkan pandangan ke tribun. Masih tidak percaya. Di sana, para penontonnya tidak perlu mengenakan masker. Tidak perlu duduk berjauhan. Semuanya menyatu. Berdesakan. Berjingkrak. Berteriak-teriak. Tanpa takut saling bertukar droplet mengandung virus. Sungguh malam yang ajaib.
’’Here we go, mother*cker,’’ bisiknya. Lantas kembali membakar panggung dengan deretan repertoire yang sudah lama dirindukan fans. Hampir tiga jam ia menghibur fans dengan 24 lagu. Rock ’n roll hidup lagi malam itu. Di Madison Square Garden. ’’Terima kasih semuanya. Malam ini, mimpiku menjadi nyata,’’ ucap Grohl di tengah konser.
Melihat betapa penuhnya stadion kandang tim NBA New York Knicks itu, jelas mimpi tersebut bukan hanya milik Grohl dan Foo Fighters. Tapi juga semua orang di dunia. Selama hampir 1,5 tahun pandemi melanda, betapa kita merindukan saat-saat normal. Ketika kita bebas berkerumun tanpa harus memakai masker.
Dan Foo Fighters mengobati kerinduan itu dengan luar biasa memuaskan. Set list mereka sukses membuat penonton tak berhenti berjingkrak. Berkat raungan distorsi gitar parau ala musik grunge Chris Shiflett, pukulan drum menggelegar Taylor Hawkins, ditambah teriakan, jeritan, dan geraman khas sang vokalis.
Set List Sempurna
Dalam katalog lagu mereka yang berjumlah ratusan, ada banyak sekali yang menjadi perwujudan sempurna arena konser rock. Mulai dari The Pretender, Monkey Wrench, Learn to Fly, All My Life, Rope, This Is a Call, hingga Breakout, diterjunkan beruntun. Untuk menciptakan momen head-banging maksimal.
Beberapa lagu dari album yang baru dirilis tahun ini, Medicine at Midnight, juga diselipkan. Melodi menyayat dari No Son of Mine dan Making a Fire menjadi lebih mengena berkat bantuan backing vocals Laura Mace, Samantha Sidley, dan Barbara Gruska.
Band yang berdiri pada 1994 itu juga membawakan sejumlah lagu dari musisi lain. Salah satunya Somebody to Love milik Queen. Grohl dan drummer Taylor Hawkins sampai bertukar posisi, khusus untuk lagu ini. Mereka juga membawakan lagu the Bee Gees, You Should Be Dancing. ’’Sayangnya, the Bee Gees tidak bisa hadir malam ini. Jadi, kami berpikir memberikan kalian hal terbaik berikutnya,’’ begitulah Grohl mempersembahkan dirinya sendiri.
Grohl dkk memang sangat mengidolakan the Bee Gees. Bulan depan, mereka merilis mini album berjudul Hail Satin, yang merupakan tribute buat Gibb Bersaudara. Album itu berisi cover lagu-lagu Bee Gees.
Mereka juga memberikan servis buat fans hardcore dengan lagu-lagu yang kurang populer. Seperti Aurora, dari album There Is Nothing Left To Lose yang dirilis pada 1999. Serta lagu yang licin dan berkilau, Arlandria, dari album Wasting Light lansiran 2011. Grohl sempat lupa lirik Aurora. ’’Sudah dua tahun aku enggak konser,’’ tukasnya malu.
Tapi, tidak ada yang lebih keren daripada kolaborasi mereka dengan bintang tamu spesial malam itu: Dave Chappelle. Diiringi Foo Fighters, comedian itu membawakan hit milik Radiohead, Creep. Dan ketika Chappelle melengkingkan lirik ikonis ’’What the hell am I doing here? I don’t belong here,’’ ia benar-benar sedang melukiskan apa yang terjadi malam itu. Yang sureal. Yang dipenuhi pertanyaan, ’’Apakah ini sungguh terjadi?’’
Menurut Variety, kolaborasi itu berawal ketika Foo Fighters menjadi musical guest dari acara yang dipandu Chappelle, Saturday Night Live. November lalu. Setelah syuting, mereka ngobrol soal konser. Chappelle, tiba-tiba menyatakan kesanggupan mengisi konser hanya beberapa hari sebelumnya. Mereka latihan Creep hanya beberapa jam sebelum konser.
Bukti Vaksin
Konser full penonton seperti era sebelum pandemi itu bisa terwujud berkat aksi vaksinasi ngebut di New York. Fans yang ingin menonton harus menunjukkan bukti vaksin. Kabarnya sih, ada saja fans-fans nakal yang memalsukan sertifikat vaksin. Namun belum ada bukti nyata.
’’Aku berharap semua orang mematuhi protokol kesehatan, dan melakukan langkah-langkah keamanan yang tepat,’’ kata Austin Glasser, salah seorang penonton asal Brooklyn, seperti dikutip USA Today. ’’Tapi kalau sudah divaksin, tinggal tunjukkan kartu vaksin saja. Semoga semua puas ber-rock ’n roll,’’ lanjutnya.