AMEG - Kasus konservatori (perwalian) Britney Spears memasuki babak baru. Rabu lalu, dia memberikan kesaksian secara virtual di depan para Hakim Brenda Penny, di pengadilan Los Angeles. Dalam pernyataan sepanjang hampir setengah jam itu, dia curhat habis-habisan. Mulai dikekang dan dieksploitasi oleh sang ayah, Jamie, hingga dilarang menikah dan punya anak lagi.
Berbicara dengan sangat cepat—sampai diminta pengadilan untuk melambatkan—Britney bilang, konservatori yang sudah berlangsung selama 13 tahun itu lebih banyak merugikan dirinya. Dia ingin melepaskan diri. Ingin move on. Dan menjalani kehidupan yang sebenar-benarnya. Bukan hidup dalam pasungan. Yang dibalut program perwalian.
’’Aku ingin bisa berhubungan dengan orang lain lagi. Ingin bisa menikah dan punya anak lagi. Aku dipasangi IUD (KB spiral) supaya tidak hamil,’’ sambat Spears. ’’Mereka tidak mengizinkanku punya anak lagi,’’ lanjut ibu Jayden, 14, dan Preston, 15, tersebut.
’’Aku berhak punya kehidupan yang sebenarnya. Aku telah bekerja keras sepanjang hidupku. Aku berhak beristirahat selama dua atau tiga tahun, untuk melakukan apa yang kuinginkan,’’ tuntut penyanyi …Baby One More Time itu.
Selama sidang, Jamie dan sang istri Lynne, juga hadir secara virtual. Setelah Spears selesai berbicara, ia mengeluarkan pernyataan. Yang dibacakan pengacaranya. Intinya, ia berpegang teguh pada pendirian. Bahwa program konservatori ini bertujuan melindungi sang putri.
Program perwalian Spears diterapkan sejak 2008. Jamie ditunjuk sebagai wali resmi dari segala urusan penyanyi Toxic itu. Tugas utamanya sih, mengurus finansial. Namun pada praktiknya eksploitasi itu meluas. Jamie tak hanya mengontrol keuangan Spears. Tapi juga kehidupan pribadinya. Pengacara Jamie, Vivian Lee Thoreen mengatakan, Spears sebenarnya bisa mengajukan petisi untuk menyetop program konservatori. Tapi dia tidak pernah melakukannya.
Spears menyangkal semua itu. ’’Aku tidak tahu bahwa aku bisa mengajukan petisi semacam itu. Jujur aku tidak tahu. Tepatnya, aku tidak diberi tahu. Apa yang kulakukan sudah lebih dari cukup,’’ tegas Spears. Kalau selama ini dia tidak pernah speak up, itu karena dia sedang mengingkari semuanya. ’’Aku hidup dalam denial. Aku mengaku bahagia, padahal tidak. Aku trauma. Aku tidak bisa tidur,’’ tutur dia.
’’Apa yang kualami sangatlah meruntuhkan moral. Aku tidak pernah membicarakannya di depan publik, karena pasti tidak ada yang percaya. Aku hanya ingin hidupku kembali. Ini sudah 13 tahun, dan ini sudah cukup,’’ ratap dia. ’’Alasanku hadir di sini hari ini adalah, aku ingin konservatori ini berakhir tanpa dievaluasi lagi,’’ tutupnya. Free Britney! (*)