Pedagang Pasar Induk Kota Batu segera Direlokasi

Jumat 25-06-2021,18:50 WIB
Reporter : Ananto Wibowo
Editor : Ananto Wibowo

AMEG - Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pembangunan Pasar Induk Kota Batu turun dari Kementerian PUPR.

Menyikapi itu, Diskumdag segera merelokasi pedagang di Pasar Induk Kota Batu.

Kepala Diskumdag, Eko Suhartono, menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan anggaran relokasi sebesar Rp 6 miliar.

Selain itu juga mempersiapkan tahapan-tahapan penting yang harus dilalui, agar proses pembangunan sesuai yang diharapkan. 

Tender proyek di kementerian direncanakan sudah selesai Juli atau Agustus nanti. Dalam waktu 2-3 bulan setelah itu relokasi harus dituntaskan, karena akhir tahun nanti pembangunan mulai jalan.

"Sebelumnya kami menganggarkan Rp 3 miliar. Lalu naik jadi Rp 6 mikiar, diperuntukan bagi 1.200 pedagang, agar tempatnya tak asal-asalan," katanya, Jumat (25/6/21). 

Untuk tempat relokasi, bedaknya terbuat dari galvalum berdinding spandek dan beratap asbes. Relokasi gratis, pedagang tidak dipungut biaya sepeserpun. 

"Agar relokasi berjalan lancar, kami koordinasi dengan pedagang. Rencananya tempat relokasi tetap di kawasan Stadion Brantas dan sebagian di Pasar Sayur, sesuai persetujuan Wali Kota Dewanti Rumpoko," katanya. 

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko saat melakukan sidak di Pasar Induk Kota Batu. (Foto: Ananto/ameg.id)

Eko juga menjelaskan, unit-unit kios bakal direlokasi di sekitar Stadion Brantas. Sedang untuk pedagang buah ditempatkan di sekitar pasar sayur. Dia memastikan semua pedagang tertampung. 

Sementara itu Ketua HPP Kota Batu, Faizirahmi, mengatakan, dia belum memahami pembangunan pasar induk yang direncanakan Pemkot Batu. Mulai dari Detail Engineering Desain (DED) dan proses relokasinya. 

"Turunnya DIPA tidak secara otomatis langsung bisa relokasi pedagang. Karena masih banyak persoalan yang belum selesai. Seperti ukuran bedak, jumlah riil pedagang berdasar SK, dan lainnya," katanya.

Untuk masalah DED, harusnya memuat detail bedak sekaligus jumlah penghuninya, ataupun batas area objek yang akan dibangun. Dia menyebut, pada proses penggarapan DED banyak aspirasi dan masukan dari pedagang, tapi tidak diterima. 

"Banyak keinginan pedagang tidak terakomodir. Bahkan, terakhir, penyusunan DED belum deal dengan pedagang, apalagi kami tahu gambar DED copy paste," ungkapnya. 

Sementara itu, perwakilan pedagang buah, Damir, mengaku setuju dengan pembangunan Pasar Induk Kota Batu. Dia menganggap kondisi pasar buah sat ini sudah tidak layak, lantaran banyak atap bocor dan jalan berlubang.

"Kami setuju pasar ini dibangun. Banyak pedagang yang berharap pembangunan segera terealisasi," ungkapnya. 

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler