AMEG - General Manager PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI), Ruddy Widodo membuat regulasi internal baru timnya. Ditujukan untuk menilai kinerja pelatih kepala baru nantinya.
Sebuah klausul khusus, akan menjadi salah satu item dalam penjanjian ikatan kontrak. Antara sang pelatih baru dengan manajemen tim, pada kompetisi Liga 1 2021 mendatang.
Yakni jika minimal dalam tiga pertandingan kandang secara beruntun, tim tak kunjung mendulang kemenangan, pelatih dilengserkan alias dipecat. Artinya tanpa harus menunggu evaluasi atau vonis dari direksi maupun manajemen klub, head coach wajib mundur dari tim.
“Mulai kompetisi Liga 1 2021, kami memasukkan klausul khusus dalam perjanjian kerjasama atau kontrak dengan pelatih kepala. Jujur model ini kami meniru yang diterapkan manajemen Bali United. Klausulnya seperti ini, jika dalam tiga pertandingan kandang secara beruntun, tidak mampu menang.
Konsekuensinya, pelatih kepala otomatis out atau meninggalkan tim tanpa harus menunggu dievaluasi direksi klub atau bahkan didemo suporter,” tandas Ruddy Widodo.
Meski hingga detik ini, seperti sudah menjadi tradisi manajemen tim Singo Edan, masih enggan membuka jatidiri pelatih baru nantinya. Namun pelatih asal Argentina, Angel Alfredo Vera, ditengarai menjadi kandidat terkuat bakal berlabuh ke Arema FC. Sekaligus menyisihkan nama-nama kandidat lainnya, yakni Iwan Setiawan, Joko ‘Gethuk’ Susilo, Milan Petrovic (Slovenia), Eduardo Filipe Arroja Almeida (Portugal), Edson Araujo Tavares (Brasil) dan Sergio Ricardo de Paiva Farias (Brasil).
“Ada alasan atau pertimbangan tersendiri, mengapa kami memasukkan klausul khusus dalam kontrak dengan pelatih baru. Prinsipnya, ini sebuah challenge atau bentuk tantangan atau katakannlah pelecut semangat bagi pelatih kepala. Siapa pun itu pelatihnya. Baik lokal maupun asing. Dia harus bekerja keras dengan target prestasi. Klausul khusus ini juga semacam wanti-wanti punishment, jika ternyata pelatih gagal membawa Arema berprestasi,” imbuh Ruddy Widodo.
Dia menegaskan juga, akan tetap menerapkan klausul khusus pelatih harus mundur jika minimal dalam tiga laga kandang tim beruntun tidak mampu menang, apabila format kompetisi tetap menggunakan sistem double round-robin home and away.
Namun akan ada perubahan klausul khusus bagi pelatih, jika format kompetisi berubah menjadi home tournament, karena pertimbangan pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).
“Intinya jika kinerjanya pelatih bagus, kami tidak menutup mata, pasti reward-nya bagus. Saya tawarkan jika kinerjanya tidak bagus, maka harus ada punishment. Ini Arema, kalau tidak berprestasi, manajemen juga yang dimaki suporter. Kami tak perlu banyak omong, langsung saja, konsekuensinya klausul itu aktif jika tidak sesuai ekspektasi,” lanjutnya.
Hanya saja, dia menggarisbawahi, apabila calon pelatih kepala ternyata menolak pembelakuan klausul khusus dalam kontrak yang diajukan manajemen. Konsekuensinya atau kemungkinan terburuk, kesepakatan kontrak secara lisan dengan calon pelatih kepala pun bisa dibatalkan secera sepihak. Karena belum ada hitam di atas putih.
“Ini khan demi kebaikan semua, agar sama-sama enak. Pelatih harusnya merasa ada tantangan dan motivasi. Kalau dia tidak berkenan, ya kami tentu akan mencari alternatif pelatih kepala lainnya. Tetapi saya yakin pelatih kepala yang sudah sepakat dengan kami itu tidak keberatan. Khan kalau dia gagal di tengah jalan karena klausul khusus itu, tetap mendapat pesangon dari manajemen,” tutup pria asal Madiun itu.
Dalam 10 musim kompetisi terakhir atau 13 tahun terakhir, hanya pelatih Wolfgang Pikal yang gagal memberikan kemenangan sekalipun untuk tim pada ISL 2011/2012. Pelatih asal Austria tersebut, dalam tiga laga kandang Arema beruntun , dua kali kalah versus Sriwijaya FC 1-5 (08/01/2012) dan dipermalukan Persela Lamongan 0-1 (06/12/2011) serta sekali imbang melawan Persiram Raja Ampat 2-2 (04/01/2012). (Ra Indrata)