AMEG - Ekonom senior Faisal Basri prihatin atas kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Cina di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makasar justru saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
"Sudah keterlaluan. Ini modus baru. Selama Mei 2021, yang masuk lewat bandara Sam Ratulangi sebanyak 1.015 orang," katanya melalui akun Twitternya @FaisalBasri Minggu (4/7/2021) tadi malam.
Yang menyedihkan, kata dia, kedatangan TKA asal China di tengah pandemi apalagi di saat PPKM Darurat Jawa-Bali, bukanlah hal baru.
Dia mengatakan, sejak bulan Mei 2021 total mencapai 1.015 orang tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia melalui Bandara International Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara.
Ramai diberitakan media, sebanyak 20 tenaga kerja asing (TKA) asal China masuk ke Indonesia pada Sabtu malam (3/6/2021).
Para TKI Cina ini menggunakan penerbangan domestik. Ternyata mereka akan bekerja di smelter PT Huadi Nickel Alloy Indonesia di Kabupaten Bantaeng, Sulsel.
Melihat kacaunya penanganan Covid-19, masuknya TKA Cina saat PPKM, Faizal Basri menyarankan agar pemerintah belajar dari sejarah penanganan tsunami Aceh.
"Komandannya jelas dan purnawaktu, juga para pembantu inti. Penanganan satu pintu. Ada rencana aksi yang jelas, tak gonta-ganti. Tak dengar ada kasus korupsi. Dipuji masyarakat internasional. Hasilnya membanggakan," katanya.
Dia menjelaskan, baik pemerintah, partai, masyarakat, LSM, organisasi keagamaan, waktu itu saling bekerjasama. Bahkan uluran tangan dari luar negeri saling bahu-membahu, berbagi peran dengan sangat efektif.
"Segala rintangan diselesaikan dengan cepat, tak perlu rakor, ratas, dan sejenisnya. Presiden dan para menteri percaya penuh pada komandan perang dan memberikan otoritas penuh," katanya. (*)