AMEG - PT. Pakuwon Jati (PWON) berencana memperluas bisnisnya tahun ini ke Bekasi. Itu disampaikan saat rapat umum pemegang saham.
Sekretaris Perusahaan PT. Pakuwon Jati Minarto Basuki mengatakan, fokus pembangunan tahun ini adalah Bekasi Superblock. Mereka akan membangun empat kondominium, dua hotel, dan satu mal dalam satu kompleks. Arealnya dekat dengan akses tol. Fasilitas LRT hanya berjarak 400 meter.
Karena itu, Pakuwon tidak membagikan deviden untuk para pemegang saham PWON. Minarto menjelaskan bahwa keuntungan perusahaan menurun pada 2020 menurun jika dibandingkan 2019.
Tahun lalu, perusahaan membukukan laba bersih Rp 3,977 miliar. Turun 44,8 persen dari 2019 yang sebesar Rp 7,202 miliar. “Ini dampak pandemi,” ujarnya.
Meski begitu rasio laba PWON tahun 2020 masih terjaga. Arus kas perseroan masih tetap kuat dan positif. Sehingga masih mampu mendukung kebutuhan belanja modal.
Minarto mengatakan pendapatan pada 2020 terdiri atas 58 persen recurring revenue serta 42 persen development revenue. Recurring revenue perseroan tahun lalu mencapai Rp 2.300 miliar. Turun sebesar 37,7 persen dibanding 2019.
Sedangkan belanja modal dari ekspansi pada 2020 mencapai Rp 874 miliar. Menurut Minarto uang itu digunakan untuk membiayai proyek konstruksi di Surabaya. “Di antaranya konstruksi Kota Kasablanka, Tunjungan Plaza 6, Pakuwon Mall, dan East Coast mansion,” katanya.
Direktur Pengembangan Bisnis Pakuwon Jati Wong Boon Siew Ivy menyatakan, recurring revenue dan development revenue masih stabil. Dia menjelaskan bahwa keduanya masih seimbang dan cukup sehat.
Ivy mengatakan Pakuwon harus menjaga kondisi keuangan agar tetap stabil. Selain itu rencana untuk akuisisi di Bekasi Superblock akan memakan biaya yang cukup tinggi. Belum lagi ditambah dengan rencana project dan pembelian tanah dalam jangka dekat. “Sebab untuk pembelian tanah kami tidak mau pinjam uang. Sehingga deviden tidak kami bagikan,” ujarnya.
Ivy mengatakan tahun ini penjualan properti lebih bagus dibanding tahun lalu. Targetnya, market sales bisa meningkat sekitar 30 sampai 40 persen dibanding tahun lalu. Apalagi pihaknyi diuntungkan oleh kebijakan PPN 0 persen untuk properti.
Sedangkan untuk PPKM darurat yang belakangan ini terjadi, Pakuwon masih mengambil sikap wait and see. Dia juga belum mau merivisi target pendapatan. “Kita lihat perkembangannya. Apakah bakal ada perubahan atau tidak,” ujarnya. (*)