AMEG - Singkong bukan barang asing. Sudah dikenal masyarakat. Salah satu bahan makanan penghasil karbohidrat terbesar ketiga. Setelah padi dan jagung.
Bahkan memiliki potensi untuk dikelola menjadi beragam jenis makanan. Namun sayangnya, masyarakat penghasil singkong kurang memanfaatkan potensi. Mereka menjual begitu saja singkong hasil panennya.
Salah satunya masyarakat Desa Wonokerto, Trenggalek. Desa ini salah satu penghasil singkong yang cukup besar. Tapi kurang memanfaatkan potensi tersebut.
Melihat hal itu, tim dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan pelatihan. Pembuatan keripik dari singkong. Program pengabdian masyarakat ini, berlangsung dua bulan. Mulai tanggal 1 Juni - 30 Juli 2021.
Ketua Tim Pengabdian Dosen, Novi Puji Lestari SE MM melalui Humas UMM, Kamis (5/8/2021) menjelaskan. Tipologi masyarakat Desa Wonokerto sebagian bermata pencaharian sebagai petani singkong.
Sayangnya, mereka hanya menjual hasil panen mentah kepada tengkulak. Itu membuat harga jualnya lebih rendah. Padahal menurutnya. Jika diolah, produk dari bahan singkong ini, bisa memberikan keuntungan lebih banyak.
“Masyarakat tidak memanfaatkan potensi bahan makanan ini dengan baik. Padahal produk olahan singkong seperti makanan ringan. Sangat menjamur di perkotaan. Karena itu, kami mengadakan pelatihan pembuatan keripik singkong bagi warga desa,” ungkap dosen Prodi Manajemen tersebut.
Dalam rangkaian kegiatannya, Novi mengatakan. Pihaknya mengajari masyarakat tentang pengolahan singkong menjadi produk layak jual.
Tim ini juga memberikan pemahaman mengenai merek dagang. Pemberian materi mengenai merek dagang ini, bertujuan agar masyarakat mampu membangun brand keripik singkong sendiri di pasaran.
“Kami juga memberikan beberapa alat yang bisa mendukung produksi keripik di Desa Wonokerto. Mulai dari sealer, spinner, alat pengiris singkong, plastik untuk kemasan, bumbu dengan berbagai rasa-rasa. Hingga stiker untuk label di kemasan produk,” ujar Novi.
Dia tidak sendiri. Dalam melaksanakan program pengabdian masyarakat ini. Pada kesempatan itu, ia dibantu Widhiyo Sudiyono ST MBA.
Selain itu, ada lima mahasiswa yang turut serta. Terjun langsung memberi pelatihan. Yaitu, Abidin Muchlis El Ab’ror, Omita Arindya, Adinda Rizky Yuanitasari, Evrila Restu Goetama Saputri dan Tassya Marchella Adelina Wahyudi.
Terakhir, Novi berharap kegiatan pengabdian ini dapat memberikan manfaat bagi warga desa Wonokerto.
“Di samping itu saya juga berharap agenda ini dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar. Begitu pula untuk memberikan keterampilan baru bagi masyarakat,” tandasnya. (*)