Pengunjung Jadi Penopang Pakan Hewan di Eco Green Park

Kamis 16-09-2021,17:37 WIB
Reporter : Ananto Wibowo
Editor : Ananto Wibowo

AMEG - Selain membantu masyarakat, pemerintah hendaknya turut memperhatikan kondisi makhluk hidup lainnya. Di masa sulit saat ini, tak hanya manusia yang kelimpungan.

Walau pemerintah telah memberi kelonggaran. Itu belum menjadi angin segar. Di tempat wisata, meski diizinkan pembukaan uji coba, kondisinya tetap sepi 'mamring' karena terbentur pembatasan usia, seperti tampak di Eco Green Park Kota Batu.

Meski sudah dua bulan kebun binatang itu mati suri akibat PPKM, pihak Eco Green Park menjamin 1200 satwa yang ada di dalamnya tetap dalam kondisi sehat. Pemberian pakan tetap berjalan normal seperti saat tak dikurung pandemi dan PPKM.

Manager Operasional Eco Green Park, Deny Rinasari, menyatakan, dari 60 spesies unggas yang ada di dalam Eco Green Park semuanya dalam kondisi sehat dan normal. Pemberian pakan kepada satwa juga tidak dikurangi.

"Karena saat ini cuaca sedang ekstrim, dari 1200 satwa yang kami miliki mungkin ada dua atau tiga yang sakit. Namun masih bisa ditangani dokter," kata Rina, Kamis (16/9/21).

Saat memasuki tempat wisata itu, wisatawan langsung di sambut puluhan falmingo berwarna oranye dan putih. Khusus oranye, jika kekurangan komposisi pakan udang, warna bulunya jadi pucat keputihan.

"Karena flamingo tersebut harus mengkonsumsi 70 persen udang. Namun karena situasi seperti ini lumayan berat bagi kami," katanya.

Meski berat, pihaknya memastikan kelangsungan pakan puluhan flamingo dan berbagi jenis unggas tetap aman. "Tidak ada pengurangan pakan. Karena jika hewan ini sampai mati. Maka koleksi kami akan berkurang," jelasnya.

Rina menyebutkan, untuk pakan seluruh hewan yang ada di Eco Green Park. Dalam satu bulan pihaknya harus merogoh kocek hingga Rp 100 juta. Hal ini sangat sulit baginya, karena sudah dua bulan tempat wisata harus tutup. Sedangkan ketika dibuka, ada pembatasan usia.

"Karena ada pembatasan usia 12 tahun ke bawah tak boleh ke tempat wisata. Efeknya sangat terasa bagi kami. Karena keluarga yang datang ke tempat wisata selalu membawa anaknya. Jika anaknya tak boleh masuk, otomatis mereka tak jadi rekreasi," bebernya.

Dia mengungkapkan, sejak melakukan uji coba pembukaan mulai Sabtu lalu. Rata-rata pengunjung dalam satu hari tak lebih dari 100 orang. Padahal jika kondisi normal, pihaknya bisa menerima wisatawan hingga 1000-1500 orang dalam sehari.

"Kami berharap kebijakan pembatasan usia bisa dipertimbangkan lagi oleh pemerintah. Sehingga peraturannya bisa lebih fleksibel. Karena jumlah kunjungan sangat membantu kami untuk pemenuhan pakan hewan," tandanya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait