AMEG - Harga emas di perdagangan akhir Selasa (Rabu pagi WIB), kembali naik akibat kekhawatiran bangkrutnya perusahaan properti China Evergrande
Bahkan, dampak Evergrande menunjang aset aman atau safe-haven itu mampu naik menjelang pertemuan Federal Reserve (The Fed).
Seperti diketahui The Fed bakal memberikan petunjuk tentang jadwal bank sentral untuk memotong stimulusnya terhadap ekonomi AS saat pertemuan tersebut.
Dikutip dari Antara seperti yang diwartakan jpnn.com, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah lagi USD 14,4 atau 0,82 persen menjadi ditutup pada USD 1.778,20 per ounce.
Sehari sebelumnya, Senin (20/9/2021), emas berjangka juga terangkat USD 12,40 atau 0,71 persen menjadi USD 1.763,80.
Harga emas berjangka jatuh USD 5,3 atau 0,3 persen menjadi USD 1.751,40 pada Jumat (17/9/2021), setelah anjlok USD 38,1 atau 2,12 persen menjadi USD 1.756,70 pada Kamis (16/9/2021), dan merosot USD 12,3 atau 0,68 persen menjadi USD 1.794,8 pada Rabu (15/9/2021).
Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger mengatakan, emas naik di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global.
Meger secara khusus, menyebut Evergrande menilai emas naik karena didorong perlambatan ekonomi China, yang cukup untuk melebihi pemulihan ekuitas.
Analis senior di Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan gambaran teknikal untuk emas "tetap bearish dalam jangka pendek".
"Kami mungkin melihat pedagang jangka pendek yang telah melakukan penjualan mungkin sore hari dan melakukan beberapa penyesuaian posisi menjelang FOMC," bebernya.
Wyckoff menambahkan pengaruh positif dari tergelincirnya USD dan kenaikan harga minyak mentah juga mengangkat harga emas.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan merilis pernyataan kebijakan dan proyeksi ekonomi baru pada akhir pertemuannya pada Rabu waktu setempat.
Beberapa analis percaya bank sentral dapat mengumumkan dimulainya pengurangan pembelian aset pada kuartal keempat, yang bisa mendorong emas lebih rendah.
Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mengangkat imbal hasil obligasi, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tanpa bunga.
"Pertanyaan besar yang perlu dijawab adalah apakah ketidakpastian pasar saat ini akan mengubah jadwal prospektif yang mungkin dimiliki The Fed ketika mengumumkan pengurangan pembelian aset," kata Kepala analis pasar di CMC Markets UK, Michael Hewson.