AMEG - Dana Desa (DD) tahap ll di Kota Batu mulai digulirkan. Tapi, dari 19 desa yang ada, lima desa belum menerima. Keterlambatan itu dikhawatirkan mempengaruhi program pembangunan, pemberdayaan dan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat.
Saat ini masih 11 desa yang sudah menerima. Lima desa yang belum menerima adalah Desa Gunungsari, Mojorejo, Sidomulyo, Sumber Brantas, dan Bulukerto. Total anggaran dari APBN yang sudah tersalurkan pada tahap II sebesar Rp 6,8 miliar.
Selain itu, ada 4 desa yang tercatat sebagai desa non mandiri, sehingga pencairan DD masih 80 persen, yakni Desa Torongrejo, Penjem, Beji, dan Tlekung. Sedangkan untuk pencairan lainnya tuntas 100 persen, karena tergolong sebagai desa mandiri.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu, MD Furqon, mengatakan, penyebab keterlambatan penyaluran DD tahap II karena surat pertanggung jawaban BLT DD belum diserahkan lima desa itu. Dokumen itu penting, syarat mutlak untuk pencairan DD tahap ll.
"Dana Rp 6,8 miliar yang dicairkan dibagi untuk 3 kecamatan, dan yang tertinggi Bumiaji, senilai Rp 3,4 miliar, Kecamatan Batu Rp 1,4 miliar, dan Junrejo Rp 1,9 miliar," paparnya, Rabu (22/9/21).
Desa yang mendapat anggaran DD tertinggi Desa Giripurno, sebesar Rp 939.386.800, sedangkan yang terendah Desa Torongrejo sebesar Rp 263.975.200.
Terpisah, Kades Sidomulyo, Suharto, mengaku tidak tahu penyebab keterlambatan itu, padahal semua berkas sudah lengkap dan diserahkan pekan lalu.
"Intinya kelengkapan berkas sudah kita ajukan ke DP3AP2KB, termasuk penyaluran BLT DD kepada masyarakat sesuai aturan pusat," jelasnya.
Dia berharap BLT segera dicairkan, karena mendekati akhir tahun, agar BLT DD bisa tersalurkan kepada penerima, termasuk pelaksanaan pembangunan agar tidak terkendala dan berjalan maksimal.
"Kita proaktif menanyakan ke DP3AP2KB melalui bendahara saya. Katanya tinggal menunggu pencairan dan segera ditransfer ke rekening desa," pungkasnya.