AMEG – Satgas Penanganan Covid-19 mempercepat ‘larangan’ mudik. Mulai Kamis, 22 April hingga 24 Mei 2021 mendatang. Aturan itu tertuang dalam adendum Surat Edaran (SE) No 13 tahun 2021, tentang peniadaan mudik hari Raya Idul Fitri 1442
Percepatan peniadaan mudik itu dilakukan, karena Satgas melihat sejumlah warga masih nekat memilih mudik sebelum 6 Mei 2021. Surat itu ditandatangani Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo.
Tapi imbasnya, sektor wisata sebagai sektor andalan Kota Batu, semakin terbenam. Karena momen tahunan yang seharusnya menjadi lumbung pendapatan, bagi pelaku usaha sekaligus meningkatan PAD Kota Batu, harus tercekik karena keadaan.
Marketing Manager & PR Jatim Park Grup, Titik S Ariyanto mengungkapkan, dengan adanya larangan mudik, otomatis melemahkan sektor pariwisata. Terlebih sektor pariwisata menjadi tumpuan utama bagi Kota Batu.
‘’Secara otomatis adanya larangan mudik akan berdampak pada kunjungan pariwisata. Apalagi mayoritas wisatawan yang data ke Kota Batu berasal dari luar Malang Raya,’’ ujar Titik kepada ameg.id, Sabtu (24/4/2021).
Tidak hanya berimbas pada sektor pariwisata, tapi juga pada pelaku UMKM. Yang seharusnya juga memetik berkah saat momen liburan.
Meski aturan itu dirasa memberatkan, Titik mengaku tetap akan mematuhi aturan tersebut. Karena aturan dibuat untuk kebaikan bersama.
Sayangnya hingga saat ini, pelaku usaha di Kota Batu belum menerima SE, terkait peniadaan mudik serta aturan lain yang berkaitan dengan hal tersebut. Karenanya, pelaku usaha di sektor wisata belum bisa mengambil kebijakan.
‘’Kami berharap SE peniadaan mudik, bisa segera diterbitkan dan disosialisasikan. Karena dengan adanya hal tersebut, kami bisa segera mengambil kebijakan untuk pegawai dan wisatawan,’’ tutur Titik.
Terpisah, Direktur PT Selecta sekaligus Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi mengaku, tempat yang dikelolanya juga akan merasakan dampak dengan kebijakan larangan mudik. Apalagi lebih dari 50 persen wisatawan berasa dari luar Malang Raya.
‘’Wisatawan lokal Malang Raya tidak lebih dari 20 persen, bahkan dikisaran 15 persen. Mayoritasnya wisatawan yang datang ke Selecta dari Surabaya Raya,’’ beber Sujud.
Ia mengungkapkan, berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, wisatawan akan mulai meningkat pada H+2 libur Idul Fitri. Sedangkan untuk puncak kunjungan terjadi pada H+5 lebaran.
‘’Biasanya dalam dua minggu libur lebaran, bakal membludak tingkat kunjungan. Bahkan perharinya bisa sama dengan weekend. Tapi gak tau ini nanti bagaimana, karena kebijakan larangan mudik,’’ terangnya.
Ia berharap, pemerintah bisa segera mempercepat proses vaksinisasi bagi pelaku wisatawan dan seluruh masyarakat. Sehingga dapat segera terbentuk hard immunity.
‘’Sehingga perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bisa lebih longgar. Akhirnya wisata bisa mulai meningkat lagi kunjungan. Karena wisata ini kan basisnya per gerakan atau perpindahan orang. Lha kalau gak bebas bepergian, ya wassalam,’’ tandasnya. (avi)