AMEG - Pengerjaan konstruksi jalan tol Kepanjen (Kabupaten Malang)-Tulungagung bisa melibatkan tenaga kerja dari warga terdampak.
Dalam paparannya, Ridwan Hoesin dari tim konsultan PT Perentjana Djaya, mengungkapkan, pekerja nantinya dibagi menjadi pekerja ahli dan madya dengan kualifikasi khusus, juga administrasi atau tenaga lainnya.
"Jika tidak bisa masuk di pekerjaan ahli, setidaknya di administrasi. Termasuk, untuk memenuhi kebutuhan makan-minum semua pekerja proyek tol," terang Ridwan.
Salah satu peserta konsultasi publik rencana pembangunan tol Kepanjen-Tulungagung ini berharap, ada kepastian soal pelibatan warga sekitar wilayah terdampak dalam pekerjaan konstruksi tol nantinya.
Kepastian yang dimaksud menyangkut pola rekrutmen dan jaminan perlindungan bagi pekerja. Peserta ini berharap tidak ada praktik percaloan calon pekerja. Sehingga, pekerja proyek tol bisa terlindungi secara semestinya.
Proyek tol Kepanjen-Tulungagung diharapkan bisa memberi manfaat bagi pelaku usaha di sekitarnya. Material bahan konstruksi, misalnya, bisa dipasok dari pengusaha lokal.
Tahap awal persiapan pembangunan tol Kepanjen-Tulungagung, melibatkan empat perusahaan konsultan dan kontraktor. Di antaranya, dari PT Perentjana Djaya, bekerja sama dengan PT Deloitte Konsultan Indonesia dan pihak terkait yang dalam satu konsorsium pemrakarsa/pelaksana. (*)