Buntu Panjang

Jumat 01-04-2022,08:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Amat Kasela

Ughhh… Sulitnya masuk, kaya mecahin perawan. Ini saja komentar hari ini. Capek. Tenaga udah banyak terkuras. Abang lemessss…

Mirza Mirwan

Sebelum Subuh tadi saya nengok Disway nggak bisa. Lewat pukul enam tetap nggak bisa. Oh, mungkin aplikasinya lagi error. Eh, mau makan kepikiran nengok lagi. Tetap nggak bisa. "Loading failed, try again," tulis google. Iseng-iseng buka lewat browser. Kaget, sampai lewat tengah hari baru 19 komentar? Wah, Disway ini nyusahin pembacanya saja. Udah, gitu aja. Terkait target 400T untuk dua bulan, rasanya nggak muluk-muluk. Taruhlah yang 150T dibebankan pada 34 provinsi, sisanya dibebankan ke 514 kab/kota (416 kab. + 98 kota), harusnya tercapai.

alasroban

Nampaknya tim IT-nya tidak melakukan testing dulu sebelum upgrade. Jadi komentar hari ini agak kacau balau. Paling tidak harusnya di UAT dulu upgradenya. Jika di rasa tak ada problem baru ke PRD. Lah ini langsung PRD dan problem :D

Ade Rifelino

Membuka link artikel dan Log in comment sangat cepat….mantap . Artikel inspiratif…

Raudhatul Mawaddah

Alhamdulillah di saya cepat kok login… semoga makin sukses

Sutikno tata

Pertama login lansung cari catatan abah tetapi butuh 5-10 detik untuk menemukan linknya. Saya agak merasa aneh ketika membaca artikel abah dengan font yang serius, terlebih font pada komentar pilihan terlalu didramatisir, lebih suka seperti font dalam komentar pembaca lebih lues. #Longway

Enggar Estiko Handoko

Dengan hanya adanya opsi komentar dgn sign in akun google, patut ditunggu apakah para suhu suhu komentator akan berubah nama, atau tetap menggunakan nama lama. Sampai jam 9.48 masih belum pada muncul. Apakah mereka ngambek tidak mau komentar? Atau sedang sibuk mendaftarkan akun google baru sesuai identitas lamanya?

Johannes Kitono

Memakai produk dalam negeri memang hal yang bagus tapi jangan terlalu dipaksakan untuk semua produk. Nanti bisa jadi bumerang kalah spek produknya ternyata ngaco. Bisa mulai dengan produk sederhana. Misalnya, garam yang seharusnya tidak boleh diimpor karena 62 % wilayah NKRI dikelilingi laut. Kalau garam lokal lebih mahal dari impor tetap harus dibeli juga. Dan perbaiki cara proses produksinya biar lebih efisien dan murah harganya.. Percayalah baik garam impor maupun lokal rasanya pasti sama, yaitu Asiin .

Tags :
Kategori :

Terkait