AMEG - Sejumlah perusahaan swasta nasional mulai melirik pembangunan cable car di Kota Batu. Salah satunya PT Janaka Group Indonesia yang siap investasi.
PT Janaka Group Indonesia tertarik pada cable car di Kota Batu karena mengusung green tourism pertama di Indonesia. Selian itu, cable car membentang di pegunungan belahan barat Kota Batu.
Komisaris Utama PT Janaka Group Indonesia, Rino Lande menyebut, cable car dan potensi alam Kota Batu itulah yang menjadi daya tariknya.
"Dengan karakter yang berbeda ini, menjadi sebuah potensi tersendiri, layaknya seperti di Swiss," katanya.
Menurutnya, jika pembangunan cable car sudah selesai tentunya akan berdampak pada masyarakat sekitar. Rino memberi contoh, di setiap stasiun bisa diisi dengan UMKM milik masyarakat.
Karenanya ia meyakini, adanya cable car di Kota Batu akan menjadi destinasi wisata favorit di Jawa Timur maupun Indonesia. Sebagai pihak swasta, Rino siap berinvestasi dalam pembangunan tersebut.
"Jika dilihat, pembangunan ini butuh dana sekitar Rp 400 miliar. Dengan bentuk usaha seperti ini, biasanya kami ambil investasi sebesar 50-60 persen. Kemudian sisanya akan ditawarkan kepada masyarakat," tutur pria yang juga menjabat sebagai Komisaris PT Among Tani Indonesia itu.
Pihaknya berani menaruh investasi atas perhitungan data dan statistik kunjungan wisata di Kota Batu dua tahun terakhir, tepatnya tahun 2019 yang tembus hingga 7 juta wisatawan.
Pertimbangan lain, belanja wisatawan datang ke Bali dalam sekali kunjungan menghabiskan Rp 2-3 juta. Sedangkan di Kota Batu belanja wisatawan mencapai Rp 500 ribu.
"Jika dihitung kunjungan wisatawan dalam satu tahun, maka hasilnya sudah triliunan. Maka dari itu, ini yang coba kami kerjakan dan kembalikan kepada masyarakat," sebutnya.
Rino optimis keberadaan cable car di Kota Batu yang menghadirkan teknologi berskala internasional, itu mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan pariwisata Kota Batu. Imbasnya kesejahteraan masyarakat Kota Batu akan lebih baik lagi
"Selain itu, juga dapat memberikan ruang keterlibatan dan transfer pengetahuan, ketenagakerjaan dan kepemilikan atas hadirnya kereta gantung ini," tandasnya. (*)