AMEG - Puluhan anak semangat mengikuti festival lomba lukis dan kuis edukatif yang diselenggarakan Among Tani Foundation (ATF), Minggu (7/8/2022).
Meski diguyur hujan lebat tetapi mereka sangat bersemangat dan antusias untuk menuangkan kreativitasnya ke dalam sebuah gambar.
Koordinator panitia lomba, Budi Prasetyo mengatakan, festival diadakan untuk memperingati HUT ke 77 RI dan memperkenalkan kepada masyarakat akan hadirnya cable car di Kota Batu. Selain itu untuk mengembangkan bakat dalam hal melukis.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin memberikan ruang kepada anak-anak untuk berekspresi dan bereksplorasi guna memberikan kontribusi kepada Kota Batu melalui imajinasi yang dituangkan dalam sebuah karya seni, seperti apa kedepannya Kota Batu," kata Budi.
Tema lomba Gempita 77 dan Batu Mendunia. "Jadi di HUT ke 77 RI ini kami ingin bisa membuat Kota Batu semakin dikenal seluruh dunia. Melalui salah satu icon terbaru yang akan dibuat, yakni cable car," katanya.
Festival diikuti 100 anak mulai dari jenjang SD, MI dan SLB.
"Kami juga ingin memfasilitasi anak SLB yang memiliki kebutuhan khusus untuk turut memberikan ruang. Ini bertujuan agar mereka turut memiliki kesempatan bergembira bersama teman-teman lainnya dalam mengekspresikan dirinya," tutur Budi.
Pemenang festival mendapatkan uang pembinaan, medali dan sertifikat yang ditandatangani oleh pembina ATF dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu. Sertifikat tersebut bisa digunakan pemenang lomba untuk mendaftar PPDB jalur prestasi tingkat SMP.
Pendamping peserta dari SLB Eka Mandiri Kota Batu, Dinas Sulistioningsih mengatakan, pihaknya mengirimkan empat orang anak berkebutuhan khusus yang sudah berkompeten dalam bidangnya.
"ATF sudah membuka lomba ini secara umum dan memperbolehkan anak SLB untuk ikut berkompetisi. Ini sangat langka, karena dalam lomba-lomba biasa, meski digelar secara umum, lombanya hanya diikuti anak-anak sekolah reguler saja atau anak SLB saja," beber dia.
Menurutnya melalui kegiatan tersebut mampu menumbuhkan semangat anak-anak berkebutuhan khusus. Apalagi pesaing mereka dalam lomba ini adalah anak-anak normal.
"Jika nanti mereka bisa memenangkan lomba ini, maka bisa menjadi bukti bahwa peserta didik kami bisa berkompetisi dengan anak-anak reguler," tandasnya.(*)