Teddy Minahasa

Sabtu 15-10-2022,08:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Andaikan permusuhan antara ahli syariat dan ahli hakikat itu mau touring ilmu ala Musa dan Khidir, maka akan berakhir dengan damai dan saling mengerti. Musa pakar syariat. Khidir pakar hakikat. Tapi untuk hidup bermasyarakat, harusnya tetap menjadi Musa saja. Hidup disiplin dengan aturan. Katakan 'Tidak' pada pelanggar aturan. Masalah nanti itu benar atau salah, kita tunggu apa kata Sang Juri di Pengadilan Terakhir.

Saifudin Rohmaqèŕqqqààt

Ilmu syariat, makrifat dan hakikat. Saya tidak begitu paham. Saya tidak begitu jelas. Tapi saya punya konsep mudah dalam berpikir tentang sesuatu. Yang masih saya ingat dari pelajaran dulu. Suatu metode atau cara hendaknya harus memenuhi 3 unsur yang sangat mudah. Apa itu 3 unsur? Yang pertama cara atau metode apapun harus mudah dijelaskan. Harus mudah dipahami oleh masyarakat luas. Sehingga semua akan mengerti dan paham. Yang kedua cara ataumetode apapun harus bisa dijelaskan cara prakteknya, cara mempergunakan. Sehingga semua bisa paham. Bisa praktek dan bisa menjalankan dengan mudah. Yang ketiga adalah yang terpenting. Apa itu? Cara atau metode apapun harus bisa berguna dan bermanfaat. Sehingga semuanya bisa memperoleh manfaat dan kegunaan setelah menggunakan metode itu. Itulah tiga unsur yg harus dipenuhi dalam melihat suatu cara atau tehnik apapun. Itu yang masih saya ingat.

dabaik kuy

bukan cuma wayang hakikat yg ada dalangnya…. tapi tragedi kanjuruhan juga ada dalangnya…. masa gak ada dalang nya? adalah…lihat pergerakan di hari itu… kalau gak ada dalang gak mungkin

Budi Utomo

@DK. We agree to disagree. Hakikat agama menurut Siti Jenar ya compassion itu. Mengenai Tuhan apakah Satu atau Dwitunggal atau Tritunggal dsj itu adalah keyakinan agama ybs. Jadi definisi SATU pun bisa diperdebatkan. Karena itulah kita memakai istilah Esa bukan Eka. Ada nuansa berbeda antara Esa dan Eka. Kita juga memilih istilah Ketuhanan bukan Tuhan. Ini juga ada nuansa yang berbeda. Wkwkwk

Kang Sabarikhlas

Gegara dunia medsos yang booming di negeri kita mendadak banyak orang yang jadi dalang-dalangan. Awalnya meniru orang populer buat setingan, coba di toktik lalu kebablasan lupa batasan.. Dan kita turut andil, lihat saja kita jadi cari 'es dawet' bosan es mambo..eh anu Mas Sambo. juga di medsos masih trending Lesti Kejora hingga kisah Putrinya mas Dur menghilang sungkan. apakah semua ini kebetulan atau ada dalang….Wallahu'alam. anu..saya juga buat setingan melas (ini asli lho) tapi..duh, ndak ada yang sudi.. ternyata buat setingan ndak gampang.

munawir syadzali

Fiqih tanpa tasawuf itu fasiq, tasawuf tanpa fiqh itu zindiq. Bagi saya, di era skrg yg mampu memadukan keduanya, adalah Gus Bahaudin Nursalim. Semoga Allah panjangkan usianya dalam kesehatan, kekuatan dan keberkahan. Juga untuk Abah Dahlan dan seluruh komentator disway

Rofi'udin

dari exit tol pungkruk ke suruh, berarti pak dahlan 2 jam offroad dong, jalannya selalu bikin istighfar, apalagi di sumberlawang. jalan situ selalu begitu, saya melewatinya magetan-demak sejak 2009. hallo pak ganjar #eh

Kelender Indonesia Lengkap

Waduk Kedungombo itu di demo habis-habisan di masanya, bahkan berminggu-minggu jadi headline media ternama dan barangkali media Grup Abah juga. Banyak juga LSM yang mengambil posisi kontra. Dan ternyata, kebijakan pemerintah waktu itu ternyata baru terbukti benar setelah berdekade lamanya.

AnalisAsalAsalan

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler