"Pembangunan infrastruktur lapangan desa perlu dikembangkan. Pemanfaatannya bisa menggunakan dana desa untuk melakukan pembenahan infrastruktur lapangan sepak bola," ujarnya.
Riyadh menilai, pemikiran tentang pembinaan anak perempuan untuk bisa disekolahkan sepak bola gratis sangat luar biasa. Dia mengakui PSSI Jatim belum memikirkan sampai ke situ.
"PSSI Jatim belum sampai ke sana. Maka ini harus dicatat untuk turut diterapkan di PSSI Jatim," katanya.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menambahkan, untuk menjadi juara, Askot PSSI Kota Batu harus punya tekad dan semangat serta program luar biasa. Hal tersebut memang tidak mudah, namun dengan tekad dan usaha yang luar biasa, pasti bisa dilaksanakan.
"Saya lihat 75 persen pengurus masih muda-muda. Dengan adanya komposisi ini, kami yakin apa yang diharapkan bisa tercapai," tutur dia.
Dengan program yang diusung Ganis, Dewanti sangat mendukung dan setuju. Salah satunya adalah mengembangkan lapangan desa untuk bisa disewakan ke siapapun untuk berlatih.
"Jika lapangan desa bisa dikembangkan. Kota Batu tidak hanya terkenal akan destinasi wisatanya saja. Tapi juga destinasi sport tourism sepak bola yang bisa menaikan pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Keuntungan lain yang dapat diperoleh, apabila ada tim hebat yang datang. Pasti anak SSB juga akan melihat mereka berlatih, bahkan mungkin diajak berlatih sekalian. Dengan adanya hal tersebut, secara otomatis akan menambah motivasi anak-anak Kota Batu untuk menjadi pemain sepak bola.
Dewanti setuju usulan pengenaan atribut Persikoba. "Jangan hanya seragam Arema saja. Tapi juga harus pakai Persikoba. Jadi fans Arema boleh saja. Tapi di saat tertentu, karena tim kebanggaan Kota Batu adalah Persikoba, maka atributnya juga harus digunakan," tandasnya. (*)