Apa pun, hakim sudah menelurkan teori baru dalam hukum pidana: hakim tidak perlu tahu apa motif sebuah kejahatan pembunuhan berencana.
Atau, Sambo memang telah bertekad menyediakan diri sebagai ''martir''. Biarlah ia sendiri, dan istri, sebagai ''tameng''. Agar tidak ada orang lain yang berjatuhan.
Publik memang masih penasaran: apa motif pembunuhan itu yang sebenarnya. Tapi yang lebih penting bagi publik adalah: apakah polisi sudah berubah setelah peristiwa itu.
Sambo pasti bukan orang gila: kecuali gila T dan H. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 14 Februari 2023: Nehi Adani
Mirza Mirwan
Sesama orang India, sesama bilioner, ternyata nasib Gautam Adani dan Mukesh Ambani beda ceritanya. Adani pernah merangsek ke peringkat ke-3 orang terkaya sejagat, sedang Ambani (seingat saya) paling tinggi menyodok ke peringkat ke-7. Senin 6/2 pekan lalu Gautam Adani masih nyangkut di peringkat ke-18 deretan bilioner dengan US$60,6 miliar, eh, Senin 13/2 kemarin melorot lagi ke peringkat ke-23. Nilai net worth juga tinggal US$54,4 miliar. Sementara Mukesh Ambani yang Senin pekan lalu berada di peringkat ke-12 dengan US$82,4 miliar, Senin kemarin naik ke peringkat ke-11 -- tapi net worth turun menjadi US$82,2 miliar. Kalau melihat track record Firma Hukum WLRK -- Wachtell, Lipton, Rosen & Katz -- yang sudah memasuki usia ke-58, boleh jadi Adani bisa memulihkan nama baik Adani Group yang dicoreng-morengi Hindenburg Research. Hindenburg itu ibarat anak kelas satu SD, sedang WLRK ibarat seorang profesor. WLRK punya 277 pengacara andal, Hindenburg yang berdiri tahun 2017 itu hanya punya 9 pekerja, termasuk Nathan Anderson. Dengan hanya 9 pekerja itu, kredibilitas laporan Hindenburg tgl. 24 Januari 2023 yang memicu anjloknya saham Adani Group memang layak dipertanyakan. Apalagi, konon, laporan itu hasil riset selama 2 tahun. Tetapi….aasudahlah, Adani kembali jaya juga manteman tetap minum kopi sachetan, 'kan?
Juve Zhang
Wilmar bukan hanya minyak Sania , Wilmar sudah masuk ke terigu, beras dll .dengan pasar bebas sekarang siapa saja bisa masuk. Terigu ya laku dijual disini. Sania Migor nya juga laku.beras pun ada Sania. Pemilik nya tentu bukan kaleng kaleng Robert Kuok, Raja Gula yg zaman purbakala waktu muda ada photo nya lagi "kongkow-kongkow" senyum senyum dengan penguasa zaman purbakala di Jakarta, Robert Kuok justru kekayaan terbesar nya konon di Wilmar atau disebut Raja Minyak Sawit, kebun sawit nya di sini pasti banyak juga di Malaysia. RK ini lah yg di minta PM Mahathir Mohamad buat negosiasi harga Kereta Ekspres dari pantai timur ke pantai barat Malaysia, maka berangkatlah RK ke Beijing " kongkow-kongkow" sama petinggi disana dan Gool harga turun, wkwkwkwk. Rasanya aneh orang swasta "disuruh". Nego mewakili pemerintah Malaysia. RK sendiri punya keponakan yg juga ngurus di Wilmar bersama pebisnis Indonesia . lengkapnya anda lihat Wikipedia saja .
Leong Putu
Dari sana ke sini / Dari sini ke Kediri / Di sana ada Adani / Di sini ada ASABRI / … 365_ mantun sana sini
Giyanto Cecep
sebagai orang tukang ngebor sumur minyak, saya pernah bekerja di Pulau Bunyu Bulungan Kaltara mengebor sumur untuk Perusahaan Pertamina Bunyu. Pulau yang panjangnya lebar cuma " sak rokokan " memiliki kandungan minyak dan juga Batubara. ketika saya iseng jalan-jalan dengan membawa tustel, sampailah disebuah kawasan tambang Batubara. Tapi saya tidak diperbolehkan masuk ke kawasan oleh Pak Satpam, karena memang tidak ada keperluan. Ketika saya iseng-2 tanya siapa pemilik perusahaan tambang batubara tersebut, dijawab " orang India " .. dilaut terlihat kapal tongkang pembawa batubara. eh ternyata ini toh orang India itu ..
Kliwon
Kalau gitu tolong adinda Ulfa bahas tentang pasal² cinta aja. Kenapa kalau sudah terjerat cinta, kosakata yang digunakan jadi beda. Bukan sore, tapi senja.. Bukan rindu, tapi kangen.. Bukan sepi, tapi hening.. Bukan pacar, tapi kekasih.. Dll.. Kenapa bisa begitu Adinda..?