Pokoknya harus di carikan caranya. PLN tak boleh rugi !! Bukan karena PLN harus untung sebanyak-banyaknya. Tetapi karena PLN memanggul amanat UUD, menyediakan layanan layak sampai ke wilayah pelosok, menyediakan harga layanan yang terjangkau oleh kaum ekonomi lemah, agar semua kalangan terpenuhi hak kebutuhan dasar ,sesuai amanat UUD. Jika PLN merugi, layanan ke pelosok, ke kaum ekonomi lemah akan terganggu. Pemerintah dan anggota DPR harap bantu PLN revisi peraturan yang tak menguntungkan PLN. Sementara petinggi PLN kita doakan, cerah benaknya ,terang otaknya. Agar bisa siasati pergerakan trend energi dunia.
Leong Putu
Dari kemarin, foto utama menyuguhkan menu generasi old. Membosankan. Gen Z yang dibangga - banggakan itu pada ke mana ? Tiktokkan ? Atau main latolato ? … #sampai tua berprestasi #yang muda frustrasi
Liam Then
Saya pikir panel surya baru akan efektif , jika di pegang oleh PLN seluruhnya. Sunggu tak adil jika PLN jadi kelimpungan, menanggung beban operasional tak seimbang, akibat panel surya liatrik swasta. Beban tanggung jawab PLN sangat besar ! Untuk pembangkit jenis lain silahkan swasta masuk,karena 24 jam tetapi khusus tenaga surya, swasta tak boleh masuk, apalagi jika los plong ,kelebihan produksi panel surya do salurkan langsung ke grid PLN di siang hari. Ini mengganggu operasi jaringan konvensional PLN. Swasta boleh masuk ke panel surya, jika ada fasilitas reservoir, penampung daya listrik ekstra di siang hari, jadi bisa di salurkan di malam hari. Dengan begini baru tidak merugikan PLN. Itulah sebabnya saya kira peran PT. IBC nanti disini akan sangat besar. Tinggal beli,sewa paten teknologi. Tesla sudah bangun tuh, Tesla Megapack , baterai raksasa penampung kelebihan daya listrik yang di hari. Di Australia sudah ada. PT.IBC juga mungkin harus segera mulai, kerja sama dengan ITB dan ITS, sponsorship tim-tim khusus untuk cari caranya ,agar bisa bikin IBC DSpack ( Daya Surya). Saya kira, baterai generasi baru yang mampu tampung daya listrik banyak dan lama dari panel surya inilah,salah satu jalan yang jelas bagi pemerintah, untuk meringankan beban subsidi BBM yang katanya sangat berat bagi keuangan negara. Pemerintah, PLN dan Pertamina. Di bidang panel surya, saya mohon ,kali ini jangan cepat, langkahnya sama swasta. Harus jadi pemimpin pasar!! Demi kita semua
AnalisAsalAsalan
"Saya sudah memesan dua unit agar jadi orang pertama di Surabaya yang memilikinya," tulis Abah. Ternyata Abah juga pemburu Pertamax, seperti @ra tepak pol. Hahahahaha.
Juve Zhang
Betul pak Jo .hanya orang mati yg tak perlu duit kata orang hidup. Setelah orang hidup yg ngomong itu mati giliran orang hidup lainnya bilang sama hanya orang mati yg tak perlu duit . Wkwkwk.
Juve Zhang
Yg black energy saja PLN kelebihan ditambah serbuan green energy, yg dari swasta dan harus di beli at all cost. Danau Cirata sekarang yg luas sekarang di isi panel Surya investor dari LN, harus di beli berapa pun harganya, Pertamina Geotermal kemarin Jumat semangat IPO 9,7 Triliun buat ekspansi Ngebor bumi dan harus di beli PLN. Semua Investor asing Dan dalam negeri berlomba lomba suplai Green energy ke PLN. Yg Black energy saja berbeda limpah ruah sampai ada PLTU yg akan "di pensiun dini" sebelum waktunya. Padahal dulu membangun nya sangat mahal. Dan entah "bayar" apa buat kompensasi pensiun dini nya. Untung ada Kereta cepat Jakarta Bandung yg menggunakan Listrik PLN dan konsumsi nya bisa mengurangi kapasitas PLN yg ber limpah Ruah. Tahun depan Danau Toba pasti penuh panel Surya, Danau danau lainnya pun akan latah toh pembeli siaga akan selalu ada. Bebas kan pajak Mobil listrik, misal 8 tahun, motor listrik bebas pajak 20 tahun, ( setara 7 juta ,totalnya) , jangan keluarkan duit buat nombok beli mobil listrik atau motor listrik dari APBN itu sangat gak masuk akal.hanya menguntungkan Pabrikan mobil .dan motor.di Tiongkok subsidi model itu sudah dicabut . Kalau beli motor diberi uang kontan 7 juta / motor dari APBN, anda tahu menteri mana yg antri di depan jualan motor listrik. Kebijakan bebas pajak motor lebih tepat daripada memberi 7 juta kontan. Menteri paling gercep kalau ada yg bau bau "duit" wkwkwk.
Jokosp Sp
Ini ide cerdas, bagaimana kalau para penambang batu bara diwajibkan untuk membuat PLTS sendiri di atas danau - danau yang ditimbulkan ( muncul ) akibat ditambang ( digali ) batu baranya. Ada ribuan danau baru di muka bumi pertiwi ini. Batu baranya silahkan dieksport. Perusahaan tidak diwajibkan lagi setor batu baranya untuk PLTU PLN, yang pemerintah sendiri tidak mampu kontrol DMO. Tidak usah pengusahanya buat PLTU dari batu bara, diganti dengan PLTS yang lebih green. Energi yang dihasilkan listriknya dipakai untuk kebutuhan perusahaan sendiri, jika kelebihan silahkan disalurkan ke penduduk sekitar secara gratis. Ini bagian dari program CSR ke masyarakat sekitar tambang. Masyarakat biar tidak terkesan manja, dibebankan perbulannya untuk cost pembuatan dan pemasangan jaringan listriknya. Jadi ketika nantinya perusahaan batu baranya tutup karena stok habis, maka masih ada yang ditinggal buat masyarakat sekitar tambang. Kelanjutan setelah tutup tambang, pengelolaan listrik PLTS masih bisa dari perusahaan, kan perusahaan masih ada kewajiban lain untuk menutup semua lahan dan menghijaukannya kembali. Tapi ini kan ide cerdasnya perusuh saja, apakah sampai dibaca para pak menteri yang terkait, atau sampai para konglo batu bara?. Anda sudah tahu. Kecuali Abah akan tulis dalam tulisan berikutnya.
Najib Habibie
"Kalau itu terjadi, green enegy bisa dari datang dari mana saja bisa, dilairkan kemana saja. PLN sebagai go send nya" Semacam tol listrik, yang menumpang lewat harus bayar, tapi tiang pancang tolnya ga harus bayar. Tiang listrik di Indonesia banyak sekali yang berdiri tanpa bayar ke pemilik tanah. Bebas tanpa sewa. Kalau mau buat rumah dan nabrak tiang pun ga bisa digeser kecuali bayar ke PLN untuk mindahinnya. Padahal itu tanah dia sendiri. Tak jarang, yang ga mau ribet mindahin, di tengah2 rumahnya nongol tiang listrik wkwkwkwk. Kalau nanti tol listrik ono berjalan, pemilik tanah yang ditempati tiang ini minta bayar juga, pasti akan jadi rame. Masak lu dapet duit dari tanahku, aku ga dapet apa2 gitu kali ya logika bisnisnya hahahahaha
Mahmud Al Mustasyar