Jokosp Sp
GARUDA jelas bukan saja disalip, tapi DILINDAS oleh LION. GARUDA milik BUMN, seharusnya menguasai penerbangan Indonesia maupun Internasional. Kenyataannya hanya modal penerbangan terbaik dengan sertifikat yang tertempel di depan kursi penumpang dan di samping pintu masuk pesawat. Apakah itu cita-citanya sampai di situ?. Yang jelas sangat terlihat anehnya saat itu, mulai penerbangan jam pagi dan penerbangan jalur sibuk yang ngisi malah lion? garudanya malah jadi nomer dua. Saya berpikir saat itu, ini pasti salah kelola. Pasti banyak korupsi. Pasti banyak pat-gulipat dengan penerbangan swasta. La jelas menguasai kok aktualnya malah perusahaan lain yang beroperasi di jam sibuk dan jalur gemuk. Dan akhirnya memang terbukti banyak proses korupsi di dalamnya ( anda pasti tahu ). Dan garuda sebagai BUMN yang jadi sapi perah. Dan pada akhirnya lion yang jadi raja penerbangan Indonesia, sudah bisa dibaca dari awal. Lincah menerapkan strateginya, dan lincah bernegosiasi dengan pengelola penerbangan. Di awal masih normal terbang, kami milih garuda karena : pelayanan yang lebih baik, tempat duduk yang nyaman, jarak antar kursi longgar, dan ada pelayanan makan dan minumnya. Sebaliknya di lion : pelayanan standard, tempat duduk standard, jarak tempat duduk sengaja dipepetkan untuk optimalilasi jumlah kursi dalam pesawat sehingga kami yang kaki panjang sangat-sangat menyakitkan jika penerbangan di atas waktu satu jam, dan minuman harus beli dan bayar. Lanjud---> batas karakter
Muh Nursalim
Hati hati kang Bajuri, sekarangpun umrah tak perlu biro. Cukup undangan dari kawan yang tinggal di arab saudibisa dapat visa. Dan untuk umrah tidak harus pakai visa umrah. Bisa visa kunjungan teman atau apa saja. Bahkan ada visa transit, dengan naik pesawat saudia. Tiket maskapai itu sudah otomatis vissanya. Naik dari Jakarta sampai jeddah, sambung kereta cepat ke mekah turun stasiun dekat masjidil haram. Lakukan tawaf sai tahalul, umrah selesai. Bila masih kuat bisa langsung tawaf wada. Selesai cuss, naik kereta cepat ke Madinah cuma 2 jam. Ziarah makam rasulullah dan para sahabat serta shalat di masjid Nabawi. Selesai balik ke jeddah naik kereta api cepat. Langsung cabut. mudah sekali.
Agus Suryono
Saya cuma mengingatkan.. 1. Banyak perusahaan dituduh mempraktekkan Ponzi. 2. Nah, BPKH kalau caranya masih seperti sekarang, kecenderungan Ponzi nya juga tinggi. Ada risiko, jemaah yang berangkatnya belakangan, akan kehabisan "dana". 4. Perlu ada ahli yg memikirkan dan mengingatkan.. Dengan bukti perhitungan. 5. BPKH sendiri harusnya bisa mengadministasikan data uang calon jemaah. Terinci per orang. Aplikasi bisa belajar dari bank komersil. Yang swasta maupun yang BUMN..
MULIYANTO KRISTA
Efek Liperpul menang 7-0 . Hati Abah riang gembira. Langsung cuussss Saudi Arabia. .. .... itulah enaknya kakek-kakek tapi tabungannya melimpah.. Beda dengan yang "stw",healingnya cuma virtual.
Agus Suryono
NURANI BAJURI.. "Ketika media cetak kian sulit, Nurani stop terbit. Bajuri membuat keputusan itu justru ketika Nurani masih bisa punya uang. Masih bisa untuk membayar pesangon. Masih punya asset yang bisa dijual. Banyak media yang terlambat berhenti justru ketika tidak punya apa-apa lagi selain utang". Tidak banyak sekolah MBA mengajarkan Business Closing, karena "perusahaan" menurut teori adalah makhluk yang "going concern". Tidak ada matinya. Jadi yang dilakukan paling tidak adalah menerapkan Plan B. Atau second curve. Tapi di dunia nyata, banyak perusahaan kecil maupun besar, yang gulung tikar. Tinggal nama. Going concern adalah pinginnya. Kenyataan bisa beda.. Yang dilakukan oleh Bajuri tepat. Persis kiat yang banyak ditulis oleh di banyak buku laris tentang Business Closing. Jual obral sebelum tergelincir. Mungkin banyak BUMN yang perlu mengundang Bajuri, untuk menularkan kiatnya..
Pryadi Satriana
Wis ganteng, gak perlu minyak wangi. Kekno sing elek-elek ae. Gak usah berusaha "menjinakkan" dg cara apa pun. Percuma! Salam. Rahayu.
Komentator Spesialis
Membaca CHD hari ini, judulnya saja sudah salah. Lion tidak menyalip di tikungan. Justru di track lurus karena Garuda mesinnya ngadat. Yang terpaksa harus didorong dengan duit APBN agar bisa melanjutkan racing.
Mirza Mirwan
Setelah menyelesaikan manasik umrah Pak DI mau ke mana? Mungkin, ini mungkin lho, pergi ke utara. Provinsi Tabuk. Melihat dari dekat perkembangan megaprojek futuristik yang rencananya menelan biaya Rp7,67 kuadriliun -- pada akhirnya pasti lebih dari jumlah itu -- NEOM City. Ada baiknya Pak DI mencoba investigasi, khusus di bagian "The Line", yang konon di bangun di lokasi hunian Suku Howeitat yang populasinya sekitar 20rb-an. Website NEOM menyebutnya di gurun tanpa penduduk. Tetapi pegiat HAM menyebutkan sebaliknya. Bahkan awal Oktober 2022 ada 3 orang Suku Howaitat -- Shadli, Athaullah, dan Ibrahim -- dihukum mati karena menentang projek The Line. Beberapa bulan sebelumnya, April, Rahim al-Howeity juga tewas ditembak ketika petugas polisi mendatangi rumahnya. Pendeknya, projek futuristik yang diklaim ramah lingkungan itu dibangun di atas darah dan airmati Suku Howeitat yang sudah berdiam di situ sebelum kerajaan Arab Saudi berdiri. Oh iya, The Line adalah salah satu dari tiga zona NEOM City yang terletak di bagian timur. The Line dirancang sebagai kota hunian, tanpa mobil dan jalan. Bebas emisi karbon. Semua bangunannya bertingkat. Di sebelahnya zona rekreasi, Trojena. Di paling barat, di atas Laut Merah ada Oxagon. Tempat hotel dan sarana pembuangan uang. Di Oxagon alkohol bebas dijual dan dikonsumsi. Atau Pak DI, mungkin, ke Riyadh. Melihat dari dekat, benarkah akan dibangun The Mukaab, yang konon setinggi 400m dan ke-4 sisinya juga 400m.