Penyebab terbesar tumbangnya SVB adalah karena kerugian besar dalam membeli surat hutang pemerintah Amerika. Mereka membeli surat hutang bertenor panjang dalam jumlah besar. Ketika the Fed menaikkan suku bunga, otomatis harga surat hutang turun. Kecuali dia bisa pegang surat hutang itu sampai akhir masa tenor. Apesnya, berbagai investasi SVB buntung. Baik itu pendanaan start up maupun kripto. Di sisi lain nasabah pas saat bisnis jeblok. Perlu duit. Akhirnya secara serempak menarik depositonya. SVB harus mengembalikan penarikan tabungan tsb. Mau nggak mau terpaksa menjual surat hutang walaupun dalam posisi harga loss. Yang berakibat lubang kerugian sulit ditambal lagi dan mengajukan perlindungan kebangkrutan alias chapter 11. Diperkirakan kebangkrutan senilai USD 227 milyar. Terbesar kedua sejak kasus Lehman Brothers. Dan diperkirakan ada sekitar USD 660 Milyar unrealized loss alias kerugian diatas kertas dari surat surat hutang yang dipegang oleh bank bank Amerika. Akibat kenaikan suku bunga yang memaksa penurunan harga surat hutang pemerintah yang mereka pegang. Memang ini riak riak kecil. Tetapi, bukan tidak mungkin sentimen negatif global akan memaksa penurunan harga saham dan surat berharga serta kenaikan suku bunga. Jangan lupa, Rupiah juga sudah mulai keok ! Dan kisah ini membuktikan bahwa surat hutang pemerintah Amerika yang dianggap sebagai the last resort untuk menyelamatkan aset, ternyata bercerita sebaliknya.
AnalisAsalAsalan
"Mengapa mau memerankan invisible hand di bidang politik tapi tidak mau di bidang keuangan?" tulis Abah. Kok keuangan? Ini masalah hukum menurut saya. Pak Mahfud juga paling banter menyuruh polisi dan jaksa. Setelah itu, urusan pengadilan, di mana hakim independen. Maka, perbaiki UU. Dah, gitu aja.
Liam Then
"Betapa besar untuk skala Indonesia. Apalagi kalau uang itu mengalir ke luar negeri." Memang kalo sampai ke luar negeri uang tsb, dampaknya akan sangay besar bagi perekonomian nasional. Kalau hanya di simpan di dalam negeri paling tidak, uang meskipun hasil tilepan, masih bisa berputar dalam ekonomi , lewat kredit perbankan. Sebaliknya jika disimpan di luar negeri, sudahlah hasil tilepan, menguntungkan perekonomian negara asing. Asing-asing mah gak peduli, malah cenderung suka uang begitu, kapan saja mereka bisa bekukan ,dengan alasan sumber tidak jelas. Ingat "dibekuan" hanya untuk pemilik dan sumber dana. Sementara bagi mereka yang bekukan mah tetap statusnya "cair". Saddam Hussein, Khadafi, dan Rusia belakangan ini sudah buktikan. Kalau sudah begini, para penilep yang simpan uang di luar negeri, bolehlah di sebut berbuat khianat. Di banyak film Hollywood, biasa banyak adengan, dimana kalau kasus sudah begitu pelik, besar, di turunkan langsung petugas FBI ; Federal Bureau of Investigation. Polisi federalnya Amerika untuk atasi. Biasanya masalah langsung hilang. Meskipun ini termasuk kategori asing-asing, bolehlah polisi kita belajar ke Amerika sono, ini termasuk asing bertipe positif, gapapa. Kalo belajar ke Tiongkok, yang masuk kategori Aseng malah, masalah sama biang masalahnya hilang barengan. Itu sebenarnya lebih baik lagi. Juga gpp. Wkkwkwkwk.
*) Dari komentar pembaca http://disway.id