Riyadh Muda

Selasa 21-03-2023,06:06 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Alfi Nur Afifah

Setiap peperangan akan tercatat dalam sejarah. Dan mungkin perjuangan menjaga perdamaian ini akan dilupakan sejarah, tapi itu jauh lebih baik dari sebuah peperangan yang diingat sejarah

daeng romli

ICC menjadikan Vladimir Putin Presiden Rusia sebagai penjahat perang international karena invasinya di Ukraina. Sebagaimana ICC menjadikan Slobodan Milosevic yg presiden Yugoslavia/Srebia. Tapi rasanya Nasib Putin tdk akan sama dgn Milosevic. Rusia/Putin tentu punya bargaining yg beda dgn Milosevic/Srebia, Rusia punya segalanya jika dibandingkan dgn Srebia, disamping hak veto nya, blm lagi ditambah negara2 pendukung Srebia. Jadi yg dikeluarkan ICC bahwa Putin hanya sebagai status saja. wes ngono ae Bah……. #ikujareaku #salamsejahterauntuksemua

Jimmy Marta

Dibalik gunung ada sawah/ Sawah nya berrawa ditumbuhi jelaga/ Yang menggantung pastilah buah/ Yg selalu dibawa pasti barang berharga.

Liam Then

Mr.Putin, Mr.Xi, dan mungkin Erdogan. Tiga pemimpin besar berciri sama. Dalam hal kekuasaan. Di Amerika, seberhasil apapun pemimpinnya, semua sesuai aturan perundangan. Di Rusia, China, Turkiye. Sebaliknya perundangan mengadaptasi penguasa yang di anggap berhasil. Entah mana yang lebih baik, masing-masing demi negaranya sendiri. Memikirkan perang di Rusia dan Ukraina. Jika dengan kemanusiaan sebagai dasar, tidak akan nyambung. Karena perang mengorbankan jiwa manusia. Perang Rusia-Ukraina lebih baik di pikirkan , sebagai wujud gambaran besar. Di alam pikiran para penguasa, mereka semata hanya bermain catur kehidupan, demi teritori, jiwa manusia hanya "collateral" yang lazim. Dan gambaran kecil, bahwa para pemimpin besar itu juga manusia fana, penuh ketakutan dengan masa depan bayangan mereka. Juga termasuk Amerika. Juga gambaran khusus manusia, yang suka berspekulasi dan mencoba mengantisipasi masa depan. Kombinasi gambaran besar, kecil dan khusus inilah yang menyebabkan , perang masih berkecamuk di banyak belahan dunia. Padahal, sejatinya,jika semua demi kemanusiaan, di bumi ini, manusia bahkan tak butuh negara, yang kalau di pikirkan, itu hanya bentuk lain kerangkeng, menghambar ruang gerak manusia. Yang di kata ber- hak asasi sama.

Riyono, SKP

Penjahat perang? Sedang perang itu sendiri sudah suatu kajahatan. Pahlawan di pihak sana adalah penjahat di pihak sini.

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Tags :
Kategori :

Terkait