Letak gawangnya pun masih belum jelas: di sini atau di sana. Di ujung atau di samping. Lalu bola harus digiring ke mana. Dan apakah harus terjadi gol. Atau biar saja 0-0.
Saya pikir keterangan terakhir Menkeu Sri Mulyani sudah bisa menjadi pemungkas. Ternyata bola masih di tengah. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 26 Maret 2023: Tutup Emosi
Yellow Bean
Permisi om@amat k Bagi saya 69 adalah angka istimewa karena tanggal lahir Alm suamiku. Jika anda memandang sebagai simbol maka bagi saya isi otak anda terlalu liar Maaf saya buka suara dan percaya bahwa wanita berjalan di depan laki laki memang lebih berbahaya dari jalan nya se ekor singa.
Otong Sutisna
Sebetulnya sangat penasaran, tapi suhu bilang jangan banyak berpikir 69, apalagi masih jauh waktu buka puasa.... berpikirlah 86, biar banyak kasus cepat keluar....ups' maksudnya selesai.
Handoko Luwanto
Meski lewati proses panjang, seorang juri harus mampu bersikap adil : juri, ju_li, _tuli, tu_ai, tua_s, _kuas, kua_t, k_rat, _urat, u_lat, ula_r, ul_ir, u_sir, usi_a, _asia, asi_k, a_dik, adi_l
doni wj
Kebebasan berpendapat yang diatur dalam Amandemen Pertama di Konstitusi Amerika benar-benar mendapat ujian dari sosok seorang Trump. Bacotnya benar-benar menjadi antitesa yang menguji konsistensi pelaksanaan prinsip kebebasan berpendapat itu sendiri. Okelah kalau kebebasan berpendapat seberapa pun konyol dan kasarnya itu berhenti di opini yang paling banter diketahui orang. Tapi bagaimana kalau dari bacotnya itu sudah keluar hasutan, himbauan, bahkan fitnah? Yang kemudian menggerakkan massa untuk menyerang Kongres? Bahkan berujung korban jiwa? Atau yang sekarang. Dalam proses berurusan dengan hukum pun nyata-nyata hasutannya mengancam keselamatan bahkan nyawa penuntutnya. Sesungguhnya kita sedang disuguhi komedi satir. Bahwa di negara yang kondang demokrasinya, akal sehat bisa kalah dengan orang yang memanfaatkan celah penerapan konstitusi. Apalagi orang itu kaya, gila, dan berkuasa
Liam Then
Dari sudut pandang lain, raga bernyawa benarkah di anggap bebas? Apakah yang membuat nyawa harus bersemayam di raga? Mengalami deraan hawa napsu sejak eling "aku". Apakah nyawa a.k.a jiwa bebas, atau sebenarnya terkerangkeng?