Lantas, apa yang harus dilakukan? Hendro menjelaskan, AI pada dasarnya produk teknologi yang tak sepenuhnya mampu berperilaku seperti manusia. Artinya, ada sisi yang AI tak bisa melakukan, dan ini tetap butuh keberadaan manusia.
"Seperti kreativitas, human dan humanity touch, sentuhan sastra, dan lain-lain," jawab redaktur pelaksana di Pilar.ID ini.
Selain isu AI, dalam kuliah umum ini Hendro juga memaparkan isu lain yang jadi trend di dunia media. Seperti virtual reality, privacy, hingga fakta yang menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat pada berita makin turun.
"Ini trend yang tumbuh menjadi tantangan dan peluang bagi kita, insan media. Sebagai wartawan, Anda dituntut menjadi lebih baik secara skill dan wawasan, sehingga mampu mengimbangi perkembangan zaman," tegasnya di depan para mahasiswa.
Skill yang dimaksud seperti kemampuan menulis berbasis SEO yang lebih baik, kemampuan membuat video berita, live report, live interview, memotret, dan lebih peka dalam melihat persoalan sosial khususnya yang berhubungan langsung dengan manusia dan kemanusiaan.
Setiap masa, kata Hendro, industri media berhadapan dengan banyak peluang dan tantangan. "Dan seperti apa yang disampaikan Charles Darwin dalam teori seleksi alam, the survival is the fittest. Mereka yang bertahan adalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya, termasuk mampu mengatasi tekanan seleksi yang berbeda, mulai dari kondisi secara makro, persaingan, dan sebagainya," tutup Hendro. (*)
Sumber : rilis Stikosa-AWS
Editor: Sugeng Irawan