AMEG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komjen Boy Rafli Amar yang telah memasuki purnatugas, Senin (3/4/2023).
Sehari sebelum dilantik Jokowi, Rycko Amelza Dahniel melakukan komunikasi lewat telepon seluler dengan mantan terpidana serangan Bom Bali 1, Umar Patek.
Saat berkomunikasi pada Minggu (2/4/2023), Umar Patek sedang berada di Surabaya bersama pakar komunikasi dan motivator nasional Dr Aqua Dwipayana serta wartawan senior Nurcholis MA Basyari._
Selain mengucapkan selamat, Umar Patek berpesan kepada Rycko agar meningkatkan komunikasi, bekerja dengan hati, dan meneladani mantan Kepala BNPT Komjen Pol (Purn) Suhardi Alius._
Dengan rendah hati Rycko merespon, "Terima kasih Pak Umar. Mohon doa, masukan, dan bantuannya untuk kelancaran semua tugas saya di BNPT."
Setelah berbicara lama lewat telefon, Umar Patek sangat terkesan dengan Rycko. "Insya Allah Pak Rycko sukses memimpin BNPT," ujar Umar optimis.
Umar Patek, mantan terpidana serangan Bom Bali I yang terjadi pada 12 Oktober 2002 di Sari Club dan Paddy's Bar, Kuta menewaskan 202 orang termasuk warga asing.
Pria asal Pemalang, Jawa Tengah itu diganjar hukuman 20 tahun penjara dan pada 7 Desember 2022 menjalani pembebasan bersyarat (PB) Lapas Kelas I A, Surabaya di Porong, Sidoarjo.
Selama menjalani penahanan Umar Patek dinyatakan berkelakuan baik. Ia juga telah mengikuti program pembinaan dan berikrar setia pada NKRI.
Umar Patek berjanji setelah bebas akan membantu pemerintah melakukan deradikalisasi. Ia bahkan siap menjadi duta perdamaian jika dibutuhkan.
"Saya akan membantu pemerintah dalam penanggulangan dan menyadarkan orang-orang ataupun memberi pemahaman bahaya terorisme dan radikalisme. InsyaAllah saya siap menjadi duta perdamaian," ujar Umar Patek dikutip dari detiknews.com. (*)
Editor: Sugeng Irawan