Dilanjut: “Sebaliknya, bagi pelaku juga bebas. Masyarakat di sekitar pelaku tidak tahu semua aktivitas pelaku, termasuk membunuh orang. Di sini ada kelonggaran pengawasan masyarakat sebagai social control.”
Di AS, serial killer bermunculan pasca Perang Dunia ke-2. Seperti Jeffrey Lionel Dahmer, John Wayne Gacy, Ted Bundy dan beberapa lagi.
Egger tidak menyarankan masyarakat modern berubah kembali ke bentuk tradisional, sebab hal itu mustahil, melainkan penyidik kriminal harus paham mengantisipasi kemungkinan lahirnya serial killer di masyarakat modern.
Tentu, buku tersebut mengulas detil strategi pelaku pembunuhan berantai serta pola pikir mereka. Ada teori-teori kriminologi.
Tapi, di kasus Mbah Slamet, meski TKP di desa, para tetangga Slamet tidak tahu pekerjaan Slamet. Bahkan, mereka tidak tahu Slamet sudah membunuh dan mengubur orang begitu banyak. Di dekat rumahnya. Di lingkungan Desa Balun.
Berarti, Desa Balun bukan bentuk Gemeinschaft lagi. Bukan tradisional lagi. Malah, Mbah Slamet sudah mencari klien via Facebook. Klien datang dari berbagai kota. Meskipun fokusnya dukun (tradisional). Ini uniknya masyarakat kita. Paduan tradisional-modern.
Prof Egger tidak menganjurkan masyarakat Gesellschaft kembali ke Gemeinschaft lagi. Sebab mustahil. Melainkan, polisi harus bisa mengantisipasi perubahan sosial yang terjadi di masyarakat kita. (*)
Editor: Sugeng Irawan