Safari Aladin

Selasa 18-04-2023,03:10 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Jhel_ng

Di rumah, saya berbincang dengan adik, mahasiswa kampus ternama di Surabaya. Kami membicarakan dosen dan profesor di tempat itu. Beberapa saya kenal baik. Bapak yang bergabung kemudian bertanya. Berapa usia profesor-profesor itu? Ada yang sudah pensiun di usia 70 tahun. Ada yang hendak pensiun. Ada yang hampir 60 tahun. Lanjut pertanyaan berikutnya: bagaimana kesehatannya, postur tubuh, warna rambut, dan kesehatan gigi beliau2? Rata-rata semua dalam kondisi baik, kelihatan sangat sehat dan energik. Ada yang bilang mereka seperti itu karena kebersihannya terjaga. Atau karena mendapat layanan kesehatan yang baik. Ada lagi yang berpendapat hal itu karena beliau2 sangat sering bertemu mahasiswi, eh mahasiswa. Mahasiswa yang muda, pikirannya menyala-nyala. Ada masa lalu tapi mereka sangat optimis menatap masa depan. Mereka mau berjuang demi masa depan yang mereka yakini, meskipun belum juga mereka dapat rasakan. Optimisme itu kemudian terpatri pada pikiran para dosen senior: mereka juga masih punya masa depan. Yaitu hidup lebih lama dan lebih banyak bermanfaat memberi inspirasi. Yang terakhir itu adalah pendapat saya. Abah DI sering dalam perjalanannya sering bertemu mahasiswi, eh mahasiswa, menjadi dasar saya untuk berteori. Kalau teori salah ya mohon dimaafkan. Mumpung mendekati lebaran, nanti malam sudah malem 7. Selamat pagi ini untuk mengawali pekan.

imau compo

Senang sekali lihat foto pelajar asal Papua di Nanjing bersama Pak DI. Bagaimana pun, lompatannya sangat besar bila dirujuk kepada cerita keponakan yg berteman dengan siswa asal Papua di sebuah bimbel SNBT. Perjalanannya ke Jakarta melalui sebuah hutan, berhari-hari, tidur di pohon sebelum sampai bandara. Ternyata bertemu orang, dalam perjalanan itu, bisa jadi lebih berbahaya dari bertemu harimau…eh salah, gak ada harimau di Papua (jadi kenapa harus tidur di atas pohon?). Di Jakarta, si anak lebih senang jalan kaki daripada naik angkot, saking senang lihat mobil warna-warni. Heran! Saya heran dengan keheranan saya sendiri, padahal dulu, waktu SD kegemaran saya juga karena saya terlahir di sebuah kampung yg dulu itu tidak ada jalan raya, diisolir sungai sehingga tidak bisa dilewati mobil. Anak Papua ini selalu dibantu keponakan dalam belajar karena memang faktanya berbeda kualitas pdd antara Jakarta dan Papua. Mereka sama-sama antusias, meskipun ponakan ini SD di Muhammadiyah, SMP di MTs. Keheranan berikutnya muncul saat baca internet mahasiswa Papua susah dapat kos di Yogyakarta. Sebelumnya sdh heran dengan hasil penelitian oleh Prof. Bambang Pranowo, UIN Jakarta, dengan hasil, remaja Jakarta intoleran, menginginkan negara Islam. Lebih heran lagi, hasil penelitian ini, dulu, ditaruh di halaman depan website UIN, padahal anda tahu satu penelitian belum tentu menggambarkan hal sebenarnya. Heran yg bikin muak, penelitian ini dibuatkan semacam ppt yg beredar di internet.

Everyday Mandarin

Ada 150 mahasiswa Indonesia di Nanjing. Komen: 150 itu yang sudah melapor ke perhimpunan. Yang belum lapor, asumsi mereka sibuk dgn bisnis di China, yg lg cari gebetan org China, atau lone wolf di Nanjing -juga kota² lainnya- bisa jadi jauh lebih dr 150 orang. Apalagi Nanjing termasuk kota besar di China. Banyak org Indonesia yg merasa terlalu sering ngumpul² dgn sesama teman Indonesia di sana membuat bahasa Mandarin mrk mentok.

edi fitriadi

Kelihatannya kalau soal desain mesjid, tiongkok ingin semua mesjid desainnya seperti bangunan yg ada di tiongkok bukan seperti desain yg ada di timur tengah

Fiona Handoko

karna jalanan di lampung banyak rusak. sebagai rakyat yang taat bayar pajak. bima, mahasiswa asal lampung yg sedang kuliah di australia melakukan kritik terhadap kinerja pemerintah daerahnya. akibatnya? keluarga bima dimaki maki bupati. dan bima dilaporkan ke POLDA dengan tuduhan menyebarkan hoax. rumah bima pun dijaga aparat. mirip cara kerja "jek penak jamanku tho?" netizen pun ramai2 upload warga lampung dan jalanan kubangan kerbaunya. bahkan ada warga yg mengeluh, sudah 10 tahun jalanan rusak di muka rumahnya. tidak pernah diperbaiki. uang pajak dipakai untuk apa? ada yg bilang utk bangun islamic center 75M. tapi kini masih mangkrak. ada yg bilang untuk beli mobil dinas petinggi provinsi, dsb dsb. untung mas bima mengeluh di tahun 2023. banyak politikus bersuara membela "rakyat yang diperkarakan petinggi provinsi". coba kalau mas bima bersuara di tahun 2019 - 2022. pasti langsung masuk ranah hukum, proses pidana. masalahnya ini 2023. saatnya kelompok yg tahun2 lalu ketiduran di rumah wakil rakyat pada bangun. dan mulai ngoceh ngomong soal keadilan dan keberpihakan.

MULIYANTO KRISTA

Preeettttttttttttt……. ……….

Mbah Mars

Tidak mengangkat tangan setelah ruku' berarti saat i'tidal. Tidak mengangkat tangan setelah tasyahud tentu yang dimaksud tasyahud awal karena kalau setelah tasyahud akhir adalah salam. Ini memang beda dengan cara salat muslim Indonesia. Inilah yang disebut tanawwu'ul ibadah. Keragaman dalam cara beribadah. Sepanjang masing-masing memiliki dasar dalil yang kuat maka no problem. Dengan adanya dalil yang kuat itu berarti diyakini bahwa Rasulullah SAW memang pernah melakukan shalat dengan banyak cara. Sekali waktu mengangkat tangan saat i'tidal. Di waktu lain tidak mengangkat tangan. Kalau tidak berdasar dalil bagaimana ? Itu namanya ngawur. Dalam urusan ibadah mahdhoh berlaku ushul fiqh, "Semua dilarang kecuali ada perintah". Suatu saat saya menemukan orang yang tidur pulas telentang di lantai atas Masjidil Haram. Begitu terdengar iqamat ia "jrenggat" bangun dan langsung bergabung sholat subuh. Saya "bertakon-takon" dalam hati. Adakah fiqh yang menyatakan bahwa tidur telentang pulas tidak membatalkan wudhu ? Apakah ini bagian dari tanawwu'ul ibadah ?

Warung Faiz

Jd teringat cerita anak bujang,pas pertama kali datang ke chengdu… Diajak teman kuliahnya yg dr Pakistan utk sholat jumat,berangkatlah mereka bersama teman2 Indonesia lainnya.. Ketika imamnya selesai membaca Al fateha_serempak mereka mengucapkan aminn dgn kerasnya… Ternyata betul kata abah,aminnya lirih dan pendek,nyaris tak terdengar.. Sekarang ini memang sdh banyak mahasiswa2 muslim di Tiongkok,terutama yg datang dr Indonesia,Uzbek,Tajikistan,Pakistan,Bangladesh dan negara2 Timur Tengah… Sedikit sharing,kuliah di Tiongkok pd dasarnya tdk terlalu besar biayanya… Dengan catatan dpt beasiswa pendidikan jg ditanggung asramanya… Mengenai biaya makan jg tdk terlalu besar_contohnya utk nasi telur makan di kantin sekitar 5 Yuan atau dlm Rupiah sekitar 11rb,sementara nasi ayam sekitar 6-7 Yuan… Kantin nya jg ada 2,kantin halal dan kantin non halal_jadi jgn takut dgn masalah makanan halal..

Tags :
Kategori :

Terkait