DEMAM sepeda sedang menjangkiti seluruh dunia. Aktor belia Tiongkok, Leo Wu Lei, termasuk yang terinfeksi virus gowes. Ia memang sudah suka bersepeda sejak masih remaja. Tapi kini—karena banyak temannya—hobi itu makin diseriusi. Ia mencoba menaikkan level. Dari sepedaan biasa, menjadi bersepeda jarak jauh.
Bulan lalu, ia menantang diri gowes dari Quanzhou ke Qiamen. Yang jaraknya 55 mil. Atau hampir 89 kilometer. Setara Surabaya-Mojokerto. Ia mengabadikan perjalanannya dalam sebuah vlog. Tidak hanya sisi keren dan atletis yang ia tampilkan dalam video dokumentasi itu. Tapi juga insiden-insiden lucu dan konyol yang ia temui sepanjang perjalanan.
’’Seru sekali bisa menaklukkan jalanan demi jalanan,’’ kata Wu Lei di vlog tersebut. ’’Aku sangat menikmati kebebasan yang aku dapatkan ketika gowes sendirian di jalan. Hanya ditemani sepedaku. Paling asyik itu waktu sudah malam, dan aku masih mengayuh,’’ tutur aktor 21 tahun tersebut.
Setiba di Xiamen, dan merasa lelah, ia asal saja check in di hotel terdekat. Ia tidak keberatan hotelnya tidak standar bintang lima seperti yang biasa ia tempati. ’’Yang paling mengerikan itu waktu aku sadar. Di sekitar hotel tidak ada makanan apa-apa,’’ ucapnya, lantas tertawa.
Bintang The Long Ballad itu butuh dua hari pergi-pulang. Memang ia tidak ngoyo mengejar speed. Ia sering berhenti ketika menemukan spot bagus untuk mengambil video. Atau selfie. Di situlah biasanya ia bertemu dengan sesama rombongan cyclist maupun turis.
Lucunya, mereka tidak mengenalinya sebagai aktor terkenal.
Sekali waktu, Wu Lei bertemu serombongan pesepeda di tepi pantai. Dari gear-nya, tampaknya mereka penghobi sepeda level tinggi. Wu Lei minta tolong difotokan kepada salah seorang cyclist. Pria tersebut hampir mengabaikannya. Dan malah sibuk mengagumi sepedanya.
Ketika Wu Lei nge-vlog, barulah pria itu sadar bahwa yang dihadapinya adalah selebriti.
’’Wah, adik kecil, aku terlalu fokus pada sepedamu yang bagus banget. Sampai aku enggak mengenali kamu,’’ kata pria itu, lantas terkekeh. ’’Sori, tapi kira-kira sepeda ini mau kamu jual berapa?’’
Sebagai debutan bersepeda jarak jauh, tentu banyak kesialan yang dialami Wu Lei.
Misalnya, ia sudah cermat mengikuti navigasi GPS. Tapi ternyata masih nyasar juga. Yang harusnya ke jalan besar menuju Xiamen, malah ke rumah penduduk setempat.
Dalam insiden yang lain, ia mampir di sebuah resto untuk mengisi perut. Tidak mau makan berat, ia memesan sepiring sayuran. Betapa bengongnya ia, ketika yang disajikan adalah sekuali penuh… ’’Tapi ini benar-benar pengalaman mengesankan. Aku harus terus menjaga sikap positif di atas sadel,’’ ungkap Wu Lei riang. (ekn)