Kiprah Eduardo Almeida di Asia

Senin 10-05-2021,22:03 WIB
Reporter : Aria Cakraningrat
Editor : Aria Cakraningrat

AMEG - PELATIH baru Arema FC, Eduardo Filipe Arroja Almeida, dalam 20 tahun karir kepelatihannnya sejak 2001, telah malang melintang di  17 tim di sembilan negara. Masing-masing Indonesia, Oman, Thailand, Malaysia, Portugal, Laos, Tanzania, Hungaria dan Hong Kong. Lima diantaranya, sebagai asisten pelatih. Selebihnya sebagai pelatih kepala di pelbagai level kompetisi.

Senin (3/5/2021) lalu, Eduardo Almeida yang asal kawasan Cabanas do Chao, di Alenquer, sebuah kota kecil pinggiran Lisbon (Portugal), resmi ditunjuk sebagai pelatih baru tim Singo Edan. Pelatih kelahiran 22 Maret 1978 itu, akan membesut Dendi Santoso dan kawan-kawan untuk satu musim kompetisi Liga 1 2021 mendatang.

‘’Saya sudah pelajari satu persatu dari 25 pemain lokal yang ada di Arema FC saat ini. Kami hanya tinggal menambah empat pemain asing saja. Soal target untuk Liga 1 2021 nanti, saya hanya bisa katakan, my target it’s try win all games, 34 games. Akan saya lalui dengan bekerja, bekerja keras.’’

‘’Apa yang bisa saya janjikan, saya dan tim ini akan bekerja keras. Tiap pertandingan melakukannya dengan passion, hati dan attitude. Start with a win it’s always positive. Let’s keep our best for all season. Many work to do for be better day by day,” tegas Eduardo Almeida.

Dari sisi besaran nilai kontrak pun, rumornya dia kalah jauh, dibandingkan tujuh pelatih asing lainnya di tujuh klub peserta Liga 1 2021.  Baik dengan Alessandro Stefano Cugurra Rodrigues (Bali United/Brasil), Paul Munster (Bhayangkara-Solo FC/Irlandia Utara), Roberto Mario Carlos Gomez (Borneo FC/Argentina) maupun Robert Rene Alberts (Persib Bandung/Belanda).

Juga dibandingkan dengan Igor Nikolayevich Kriushenko (TIRA-Persikabo 1973/Belarussia) dan Jacksen Ferreira Tiago (Persipura Jayapura/Brasil). Kemudian Dragan Dukanovic (PSIS Semarang/Montenegro) dan pelatih PSS Sleman asal Serbia, Dejan Antonic.

Banyak kalangan yang masih awam, bahkan meragukan dengan capaian track record pelatih pemegang UEFA Pro Licence (2011) tersebut. Utamanya pengalaman dia dalam tujuh musim menukangi tujuh klub di kawasan Asia. Terakhir bersama Sohar SC pada kompetisi Oman Professional League 2020/2021.

Sebelumnya Semen Padang (Liga 1 Indonesia 2019), Ubon United (Thai League 2 Thailand 2019), Melaka United (Malaysia Super League 2017/2018) dan Lanexang United (Lao Premier League Laos 2014/2015). Termasuk T-Team (Malaysia Premier League 2013/2014) dan South China AA (Hong Kong First Division 2007/2008) sebagai asisten pelatih.

‘’Saya sudah tidak sabar datang ke Indonesia dan Malang. Bertemu dan berlatih dengan pemain semua dan staf pelatih. Oh ya, saya juga sudah rindu dengan makanan favorit, nasi ayam goreng atau lalapan ayam ya namanya. Pandemi Covid-19 membuat aktivitas di seluruh dunia menjadi tidak mudah, tapi kita tetap harus menghadapi.’’

‘’Saya ke Malang hanya sendirian saja. Anak-anak dan istri saya tetap tinggal di Lisbon, Portugal. Nanti kalau situasi sudah normal dan bagus, mereka sekali-kali liburan ke Indonesia,” imbuh Eduardo.    

Diperkirakan dia sudah bisa memimpin latihan tim, Kamis (20/5/2021) mendatang. Namun sebelum itu, dia harus melewati  masa karantina  protokol kesehatan pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19). Menjalani karantina selama lima hari di Jakarta dan tiga hari di Malang, begitu usai melalui penerbangan panjang 19 jam lebih Portugal-Indonesia.

Nama Eduardo Filipe Arroja Almeida, masuk dalam klasifikasi kandidat pelatih asing yang baru bagi Arema. Diantaranya mampu mengusai Bahasa Indonesia, memilki level tertinggi lisensi kepelatih (UEFA Pro Licence) dan mininal berpengalaman melatih di klub-klub kawasan Asia termasuk Indonesia.

Soal jam terbang, Eduardo Almeida melatih klub-klub di lima negara Asia sebagai pelatih kepala, dari sisi prestasi tak terlalu mengkilap. Kalau boleh lebih tepat disebut lumayan. Bagus tidak, namun tidak juga terlalu buruk. Meski dalam enam musim (2020/2021, 2019, 2018, 2017, 2015, 2013) tak satu pun tropi juara mampu dia raih.

Baik di liga domestik di Oman, Indonesia, Thailand, Malaysia maupun Laos. Total dia mencatat 66 laga dalam enam musim, atau rata-rata hanya 11 laga per musim. Membukukan 30 kemenangan, 14 kali seri, kalah 22 kali dan selisih gol 129-91 atau surplus 38 gol.

Tak pernah meraih satu pun kampiun atau gelar juara dan hanya sekali predikat runner up. Sekali tak sempat mencicipi pertandingan, lantaran kompetisi terhenti karena pandemi Covid-19. Satu kali membawa timnya harus terdegradasi.

Tags :
Kategori :

Terkait