AMEG - Sri Ayu Rahmadhani memperkenalkan Bahasa Indonesia ke penduduk Filipina dan Vietnam, sudah dua tahunan. Melalui program Duta Bahasa Negara.
Program ini diluncurkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pelaksana terdepan adalah Pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dari berbagai universitas. Salah satunya adalah Rini, sapaan Sri Ayu Rahmadhani. Dia menyukai pelajaran bahasa sejak Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun impian untuk belajar bahasa secara formal, kandas. Karena tidak disetujui orang tuanya.
Meskipun tidak bisa mengambil peminatan Bahasa ketika SMA dan kuliah, Rini tetap belajar bahasa asing. Melalui lembaga non-formal dan kegiatan internasional di UMM.
“Saya tidak bisa menempuh pendidikan formal untuk belajar berbagai bahasa. Namun pendidikan non formal saya jalani. Seperti Kursus Bahasa Asing (KBA), Belajar di Mandarin Corner UMM, pelatihan dari badan bahasa Jakarta, juga belajar dari mahasiswa Vietnam di UMM. Semuanya sangat membatu saya memahami berbagai bahasa,” ungkap pengajar BIPA UMM tersebut.
Keaktifan Rini di BIPA UMM membuatnya terdorong mengikuti program Duta Bahasa Negara. Setelah tiga kali mengalami penolakan, pada tahun 2019, dia terpilih sebagai Duta Bahasa Negara di Filipina. Berbagai kisah menarik dialaminya selama mengajar bahasa Indonesia di Filipina.
“Saya datang di saat banyak gempa mengguncang Filipina. Setiap harinya selalu ada gempa dan skalanya sangat besar. Selain itu sangat berbahaya sekali bagi orang muslim untuk berkeliaran tanpa pengawalan. Karena bisa saja dikira teroris. Selain dua hal tersebut, saya sangat senang mengajar bahasa Indonesia ke masyarakat Filipina karena mereka sangat antusias,” ujar pengajar asal Makassar itu.
Setelah setahun di Filipina, tahun 2020 Rini kembali menjadi Duta Bahasa Negara di Vietnam. Berbeda dari sebelumnya, kali ini Rini harus mengajar secara daring karena pandemi.
Pada awal mengajar, ia sangat kesulitan untuk menyampaikan materi. Hal itu terjadi karena banyak masyarakat Vietnam tidak bisa berbahasa Inggris. Sementara kemampuan bahasa Vietnam Rini masih dasar.
“Untuk menanggulangi kendala itu, dalam menjelaskan arti dari sebuah kata saya menggunakan gambar-gambar. Lalu saya juga mengasah kemampuan bahasa Vietnam. Saya belajar pada teman-teman Vietnam yang ada di UMM. Kadang saya juga minta bantuan teman untuk menerjemahkan materi ke bahasa Vietnam,” katanya menjelaskan.
Pada akhir April 2021, Rini telah menyelesaikan program Duta Bahasa Negara di Vietnam. Dia berharap dengan adanya program Duta Bahasa Negara ini dapat mengenalkan kebudayaan Indonesia ke luar negeri.
“Saya juga ingin agar bahasa Indonesia semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat luar negeri,” pungkasnya.