Shwedagon Pagoda Myanmar Ada di Vihara Kota Batu
AMEG - Vihara Dhammadipa Arama, merupakan vihara tertua di Kota Batu berdiri sejak 1971 l di Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo Kota Batu. Awalnya rumah ibadah umat Buddha itu merupakan bangunan sederhana.
Kepala Vihara Dhmamadipa Arama, Bhikku Khanthidaro menceritakan, dulunya vihara ini hanyalah sebuah gubuk berdindingkan bambu. Hampir seluruh bangunan menggunakan struktur bambu. Mulai pintu, jendela dan tiang-tiangnya.
"Seiring perkembangan zaman, vihara ini sedikit demi mulai dibenahi hingga seperti saat ini," cerita Bhikku Khanthidaro kepada ameg.id, Rabu (26/5/2021).
Di dalam vihara ada sebuah patung Buddha tidur atau The Sleeping Buddha berwarna emas. Panjangnya 8 meter. Sebelum pandemi patung ini menjadi tempat favorit pengunjung untuk mengabadikan momen dalam sebuah foto.
Tepat di sebalah patung Buddha tidur ada patung lima murid pertama Sang Budhha. Kolam-kolam ikan berhias bunga teratai menambah suasana asri vihara ini.
"Aku bertekad, walaupun kulitku, uratku dan tulangku yang terisisa, dan walaupun daging dan darahku mengering dalam rubuhku. Aku tidak akan mengendurkan usahaku sebelum aku mencapai apa yang dapat dicapai dengan kekuatan manusia, dengan kegigihan manusia, dengan usaha manusia," salah satu pesan tertulis dalam parung lima murid pertama Sang Buddha (Samyutta Nikaya 21.3).
Dari sisi arsitektur bangunan, vihara ini berbentuk pagoda bernama Patirupaka Shwedagon Pagoda. Pagoda itu menyambut pengunjung ketika di pintu masuk vihara. Pagoda merupakan replika Shwedagon Pagoda di Myanmar yang diresmikan tahun 2003 lalu.
Setelah itu akan disambut dengan jajaran pohon mojo yang kental akan sejarah. Pohon itu tumbuh subur di antara pesan pesan suci yang tertulis di tiang setinggi satu meter di halaman vihara.
Berubahnya vihara tak lepas dari kontribusi besar ummat terhadap perkembangan Vihara Dhammadipa Arama. Oleh sebab itu, pesan kedamaian akan terus disebarkan kepada semua umat.
"Pada saat itu, dana untuk melakukan pembangunan masih sangat minim. Karena umatnya masih sangat mini. Namun karena perhatian umat yang sangat besar dan mau turut serta melakukan pembangunan. Jadilah seperti ini viharanya," katanya.
Aktivitas religi begitu kental dirasakan dalam Vihara Dhammadipa Arama. Suasana tenang membuat pengunjung merasa damai memasuki rumah ibadah tersebut.
Sebelum memasuki vihara, gapura unik dengan patung dua arca tampak menghiasi rumah ibadah tersebut. Disampingnya juga tertulis tata tertib di dalam vihara, seperti dilarang membunuh semua jenis mahluk hidup, dilarang berbicara keras, bebas asap rokok dan lainnya.
Tak berhenti disitu. Di dalam vihara juga terdapat sebuah museum. Di dalam museum berisikan benda-benda yang berhubungan erat dengan sejarah penyebaran agama Buddha mulai skala Internasional, Nasional dan Darah. (*)
Sumber: