Revolusi Toilet ala Tiongkok

Revolusi Toilet ala Tiongkok

AMEG - Pencanangan itu dilakukan pada 20 November 2017. Nama resminya adalah Perencanaan Pembangunan untuk Peningkatan Kawasan Pedesaan. Tetapi, di konferensi tersebut, Presiden Tiongkok Xi Jinping juga mencanangkan ’’revolusi toilet’’ berskala nasional.

Keinginan untuk memperbaiki kondisi toilet di Tiongkok itu sejatinya sudah muncul sejak 1932. Ketika itu, Oriental Magazine yang terbit di Shanghai mewawancarai sejumlah tokoh mengenai impian mereka terkait masa depan Tiongkok.

Foto: China Daily

Di antara yang diwawancara itu adalah Zhou Gucheng, profesor di Jinan University. Kutipannya sangat pendek tetapi sangat kuat: Impian saya tentang Tiongkok masa depan adalah ketika semua orang bisa menikmati toilet duduk yang tertutup.

Saat ini, toilet dengan fasilitas flush yang memadai sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap keluarga di sana. Dan toilet umum sangat mudah ditemukan di banyak kota. Pada 1949, hanya ada 500 toilet umum di Beijing. Tetapi, pada 2018, jumlah toilet umum itu sudah mencapai 19.008 buah. Beijing pun menempati peringkat pertama sebagai kota besar dengan jumlah toilet terbanyak. Gambarannya, setiap lima menit berjalan kaki, orang akan mudah menemukan toilet umum.

Foto: China Daily

Tetapi, problem belum berhenti. Masih banyak toilet umum yang kotor dan berbau. Bagi banyak turis, itu cukup mengganggu. Padahal, menurut Asosiasi Toilet Umum Singapura, sepanjang hidupnya, orang akan menghabiskan waktu di toilet selama tiga tahun. Karena itu, kebersihan toilet menjadi sangat penting.

Nah, Zhou Yibao, profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Fudan, mengatakan bahwa revolusi toilet tidak hanya terkait perubahan infrastruktur dan sanitasi lingkungan. Ia juga mencerminkan perubahan ide dan budaya, terutama di kawasan pedesaan. (*)

Sumber: