Masak PGI Dituduh Kadrun?

Masak PGI Dituduh Kadrun?

Di perang opini ”75 orang KPK dipecat”, masuklah ”pemain” baru: Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). Yang menyatakan prihatin. Ee… warganet mem-bully PGI, dituduh mendukung kadrun.

***

AMEG - Munculnya PGI sudah unik. Ditambah lagi tuduhan warganet tersebut. Jadilah unik kuadrat.

Di medsos, istilah kadrun populer. Anda pasti tahu. Kadrun adalah kependekan dari kadal gurun. Sebagai ejekan kelompok, yang oleh Tito Karnavian ketika jadi Kapolri, disebut khilafah. Istilah itu kasar (menyebut nama hewan) dan sudah dilarang pemerintah agar tak digunakan. Namun, warganet membandel.

Sedangkan PGI, Anda juga tahu. Yang unik, ya… tuduhan warganet. Masak orang Kristen dituduh mendukung kadrun? Walaupun, dua agama besar itu sama-sama berasal dari gurun, di Timur Tengah sana.

Namun, munculnya PGI sebenarnya tidak unik banget. Hanya sedikit unik. Keunikannya hanya di keberpihakan. Sebab, dengan PGI menyatakan keberpihakan dalam kasus itu, mereka terseret masuk pusaran tuduh-menuduh tersebut.

Keberpihakan PGI muncul ternyata juga bukan keunikan. Melainkan kewajaran. Bisa disebut lazim.

Itu tampak pada siaran pers PGI pada Jumat (28/5). Diumumkan Sekretaris Umum PGI Pdt Jacky Manuputty. Di poin nomor 5, secara tersirat, menggambarkan, mengapa PGI sengaja ”masuk” ke pusaran itu.

Dijelaskan, sembilan pegawai KPK (yang tidak lulus TWK) berkunjung ke Grha Oikoumene PGI, Jakarta, Jumat (28/5). Mungkin mereka tidak bermaksud mengadu. Cuma datang, gitu saja. Tapi, bisa ditafsirkan mengadu.

Nah, tujuh dari sembilan eks KPK itu, menurut siaran pers PGI, tidak bisa disebut kadrun atau Taliban (nama rezim yang pernah berkuasa di Afghanistan, menerapkan hukum Islam).

Sebab, mereka anggota PGI. Tujuh orang itu warga gereja PGI. Mana mungkin mereka kadrun? Atau Taliban?

Bahkan, di antara tujuh anggota gereja PGI itu, ada Hotman Tambunan, pendiri Oikumene di KPK.

Hotman sempat bicara kepada pers dan menyatakan, dirinya merasa ada yang keliru ketika orang beragama disebut kadrun atau Taliban. Kekeliruan itu sudah menyebar di masyarakat.

Hotman Tambunan menegaskan, agama justru sangat penting untuk pegawai KPK dalam menjalankan tugas. ”Di KPK godaannya banyak sekali. Begitu pun dengan ancaman. Nilai agama yang membuat kami bisa bertahan,” kata dia.

Perkataan Hotman itu ada benarnya. Walau, tidak benar dalam perspektif warganet, yang menafsirkan, ada dikotomi dalam dua agama besar tersebut.

Sumber: