Dewan Pendidikan Jatim Kawal Kasus Sekolah SPI
AMEG - Kasus dugaan tindak kekerasan seksual, fisik dan eksploitasi ekonomi di Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu membuat sejumlah pihak terhentak, tak terkecuali anggota Dewan Pendidikan Jatim, Daniel Rohi.
"Saya terkejut, prihatin dan sedih atas apa yang tejadi di Sekolah SPI Kota Batu. Ini bukti lembaga pendidikan tidak steril terhadap tindak kekerasan seksual maupun fisik," tutur Daniel kepada ameg.id, Selasa (1/6/21).
Karena itu pihaknya meminta kasus ini diproses secara hukum. Dia memastikan akan mengawal. Agar penegakan hukum transparan dan adil.
"Dengan begitu semua yang terlibat kasus ini bisa mendapat pelajaran setimpal atas apa yang mereka buat," tegasnya.
Dia juga meminta Dinas Pendidikan Provinsi Jatim segera mengirimkan tim Investigasi terhadap semua proses pembelajaran di sekolah itu, untuk mencari akar masalah.
Sementara itu Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Thohari, sangat menyangkan jika dugaan kasus itu benar adanya. Dia prihatin, karena Sekolah SPI merupakan kebanggan Kota Batu dan Jawa Timur.
"Proses hukum harus berjalan sesuai ketentuan. Kami junjung tinggi asas praduga bersalah, tapi secara keadilan, bagaimanapun harus ditegakkan," ujarnya.
Kasus itu, kata dia, harus jadi pelajaran semua pihak, terutama lembaga pendidikan, harus berhati-hati. Di sisi lain, dia mendesak kepada Dinas Pendidikan Jatim memberi pengawasan lebih atas lasus itu.
"Saya sudah koordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim untuk Malang Raya. Saat ini mereka menunggu proses hukum. Mereka juga tak memiliki kecurigaan sama sekali terhadap Sekolah SPI," ujarnya.
Dia berharap persoalan ini tidak berdampak lebih terhadap sekolah-sekolah lain yang ada di Kota Batu. Karena pembelajaran tatap muka di Kota Batu segera dimulai. (*)
Sumber: