Fouly, Mahasiswa Internasional UMM Sukses Jadi Youtuber

Fouly, Mahasiswa Internasional UMM Sukses Jadi Youtuber

AMEG - Kesempatan kadang datang di saat yang buruk. Hal itu pula yang terjadi dengan Mohamed Elfouly. Saat mahasiswa lain masih beradaptasi dengan keberadaan virus corona di Indonesia. Mahasiswa internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, mulai merintis kanal Youtube pribadinya bernama Fouly. 

Sampai sekarang, kanal youtube tersebut terus berkembang. Terhitung sudah setahun lamanya youtube Fouly beroperasi dan beberapa waktu yang lalu ia berhasil mendapatkan silver play button.

Fouly, sangat senang bercerita tentang negara asalnya Mesir kepada teman-teman Indonesia. Namun aktivitas masyarakat di kala pandemi sangat dibatasi. Sehingga, ia memiliki lebih banyak waktu luang karena pembelajaran berjalan secara daring.

“Dari situ saya berpikir kenapa saya tidak membuat kanal youtube saja. Dengan membuat channel youtube, tidak hanya teman-teman saya yang memperoleh pengetahuan tentang kebudayaan negara-negara di timur tengah, tetapi juga masyarakat luas,” ujar mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia tersebut.

Karena target penonton Fouly adalah masyarakat Indonesia, maka bahasa yang digunakan juga bahasa Indonesia. BIPA UMM sangat membantunya dalam memperlancar ejaan bahasa Indonesia. 

Awal mula merintis kanal Youtube, dirinya hanya bermodal smartphone. Masalah editing dan pengambilan gambar juga ia lakukan mandiri. 

“Jujur tidak ada yang sulit dalam memproduksi konten Youtube. Karena hobi saya memang bercerita. Fasilitas di UMM juga sangat menunjang konten youtube saya. Kadang beberapa teman juga membatu dalam mengambil video. Mungkin yang masih saya pelajari sampai sekarang adalah bagaimana menyampaikan cerita dengan menyenangkan kepada para penonton,” katanya.

Mahasiswa asal Giza ini, menuturkan sangat senang jika ilmu dan cerita yang dibagikannya lewat Youtube disukai oleh banyak orang. Ia berpesan pada orang yang mau memulai youtube, agar jangan takut mencoba. Dalam membuat konten youtube juga tidak harus pakai alat profesional.

“Selain itu, tujuan dan target juga harus ditetapkan secara jelas. Kalau dari awal tujuannya uang atau ketenaran ya jelas tidak akan bertahan lama. Tapi kalau tujuannya berbagi ilmu dan pengetahuan pasti akan dapat berkembang,” pungkasnya. (*)

Sumber: