Pemprov Jatim Minta Daerah Antisipasi Tambah Tempat Tidur
AMEG – Pemprov Jatim mendorong agar setiap kabupaten dan kota melakukan antisipasi dengan menambah tempat tidur, ruang isolasi dan rumah karantina. Ini dilakukan dengan memanfaatkan potensi gedung-gedung yang dimiliki.
Hal ini untuk mengantisipasi tren melonjaknya kasus Covid-19 di Jatim. Juga untuk mengurangi beban RS Rujukan. Pemprov Jatim sendiri telah menambah 1.668 tempat tidur dan kabupaten dan kota menambah 1.000 tempat tidur. Saat ini masih akan ditambah lagi.
“Di tengah kebijakan PPKM yang semakin diperketat, maka tidak ada pilihan lain selain benar-benar melaksanakan 5 M dan 3 T. Sekali lagi. Bukan untuk orang lain tapi buat diri sendiri dan keluarga kita,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di akun Instagramnya @Khofifah.IP, Senin (28/6/2021).
Gubernur Khofifah juga meminta para orangtua untuk waspada terhadap penularan Covid-19 pada anak-anak. Ia menghimbau agar tidak membawa anak keluar rumah, kecuali untuk urusan urgen seperti kepentingan layanan kesehatan.
Berdasarkan data yang dirilis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), satu dari delapan pasien Covid-19 adalah anak-anak. Selain itu, case fatality rate (kematian) terhadap pasien Covid-19 anak berada di rentang 3-5 persen.
“Fakta ini harus menjadikan kita semakin waspada. Tidak usah bawa anak keluar rumah kalau itu tidak mendesak. Ajak anak bermain dan belajar di rumah saja. Tempat paling aman saat ini untuk anak adalah rumah,” kata Gubernur Khofifah seperti termuat di Pers Rilis Humas Pemprov Jatim, Senin (28/6/2021).
Khofifah yang tengah menjalani isolasi mandiri juga meminta orang tua tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Bagi orang tua yang memiliki gejala Corona harus segera melalukan isolasi dan menjaga jarak dengan anak untuk sementara waktu.
“Saya harap orangtua bisa lebih bijak dalam menyikapi kecenderungan melonjaknya penyebaran Covid-19 saat ini. Kasus transmisi Corona antar anggota keluarga yang menyebabkan klaster keluarga meningkat sangat signifikan. Ini karena ada anggota keluarga yang tidak sadar terinfeksi karena tanpa gejala dan membawanya ke rumah,” tuturnya.
Labih lanjut dikatakan Khofifah, klaster keluarga berbahaya karena di rumah kemungkinan ada lansia, ada ibu hamil serta ada anak kecil, orang tua yang kemungkinan dengan komorbid, yang berpotensi lebih memburuk saat terinfeksi Covid-19.
“Kelompok rentan sangat mungkin ada di keluarga. Khusus anak-anak, mereka cenderung sulit mengutarakan gejala yang dirasakannya maka orang tua perlu waspada,” tambah Khofifah.
Khofifah juga mengingatkan vaksinasi Covid-19 saat ini hanya mengurangi dampak keterpaparan. Kemungkinan tertular kembali dan menularkan virus Covid-19 masih sangat besar jika longgar terhadap protokol kesehatan atau jika ekosistemnya kurang mendukung. (*)
Sumber: